KADER GEGANA PEDES (Gerakan Warga Binaan Peduli Kesehatan)

Berjalan dengan pengembangan
Lapas, Kesehatan, TBC, HIV-AIDS
dr. Arief Dharma CS
SDG's - Kehidupan Sehat dan Sejahtera
Oecd -
RB Tematik -
Penghargaan - Top 45/2019
Kompetisi -

Kurasi Ringkasan

                      Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) memiliki akses terbatas terhadap dunia luar sehingga dapat dikatakan mereka menjadi masyarakat “marjinal”. Sebagai manusia, mereka memiliki hak yang sama dengan masyarakat pada umumnya, termasuk dengan akses pelayanan kesehatan. Di Kota Cilegon, Provinsi Banten, terdapat Lapas Kelas III yang diresmikan pada tahun 2014. Pada awalnya, Lapas tersebut hanya dihuni oleh 600 orang WBP, kemudian pada April 2019 jumlahnya telah mencapai 1.200 orang. Sejak awal beroperasi, sampai dengan November 2017 tidak ada tenaga kesehatan yang secara aktif melakukan upaya kesehatan di Lapas. Sementara itu, dengan semakin padatnya lingkungan di Lapas, sangat berpotensi terjadi penularan penyakit diantara WBP, mulai dari penyakit yang ringan, sampai dengan penyakit yang berisiko tinggi. Beberapa penularan penyakit yang dikhawatirkan adalah HIV AIDS dan TBC, mengapa HIV-AIDS? karena mayoritas WBP merupakan tahanan kasus narkoba yang erat hubungannya dengan penyalahgunaan jarum suntik, dan mengapa TBC? karena suasana Lapas yang padat, lembab, ventilasi dan pencahayaan yang kurang. 
Sebagai solusi, Puskesmas Cibeber mengkonsepkan “miniatur puskesmas” yang membawa program-program ke dalam Lapas sehingga seluruh Inovasi yang ada, turut diterapkan di Lapas pada hari-hari tertentu. Di luar jadwal layanan di lapas, Puskesmas Cibeber tetap dapat memberikan layanan kesehatan dengan cara membentuk Kader “Gegana Pedes” (Gerakan Warga Binaan Peduli Kesehatan). Kader tersebut dibentuk dari WBP, yang telah melalui rangkaian seleksi khusus dan dibekali dengan pengetahuan- pengetahuan tentang kesehatan. Kader berperan seperti “asisten dokter” yang bertugas memberikan informasi secara berjenjang mengenai kondisi kesehatan WBP yang sakit, dimulai dengan memberikan informasi kepada Sipir Lapas dengan sebutan “Gaswat Kelapas” (Petugas Pengawas Kesehatan Lapas) dan selanjutnya dikonsultasikan kepada dokter di Puskesmas Cibeber melalui inovasi “Koko Siswa” (komunikasi koordinasi berbasis Whatsapp) yang dapat diakses 24 jam. Disamping itu juga, kader menjadi pemantau minum obat bagi WBP yang memiliki penyakit kronis. 
Hasil yang diperoleh dengan adanya inovasi ini, penyakit infeksius (TBC, HIV-AIDS dan lain-lain) yang pada awalnya tidak terdeteksi, sekarang telah terdata dan tertangani dengan melibatkan kader. Disamping itu, akses pelayanan kesehatan bagi WBP semakin terbuka karena Kader Gegana Pedes siap 24 jam di setiap blok untuk membantu, memantau dan melaporkan kepada sipir, dokter klinik lapas maupun dokter di Puskesmas Cibeber. Pemerintah Kota Cilegon menjamin kegiatan ini tetap berlanjut karena berkaitan dengan salah satu dari 17 indikator tujuan pembangunan berkelanjutan yaitu ”kehidupan sehat dan sejahtera yang harus dirasakan oleh semua unsur masyarakat”.
                    
        

Daftar / Masuk
untuk melihat informasi selengkapnya

  • Publikasi
  • Provinsi
  • SDG's
  • 18 Oct 2024
  • BANTEN
  • Kehidupan Sehat dan Sejahtera

0

0

  • Dilihat
  • Minat
  • Kesepakatan
  • Replikasi
  • 142
  • 0
  • 0
  • 11

Wilayah Instansi & Inovasi

Pemerintah Kota Cilegon

BANTEN

UPTD Puskesmas DTP Cibeber, Dinas Kesehatan

Hak Cipta(C)2022 - 2025 Etalase Pelayanan Publik dari Seluruh Daerah di Indonesia | Privacy Policy