Rumah Kedelai Grobogan
Berjalan dengan pengembangan
Tanpa Kelaparan
Dr. Sunanto, S.ST., M.P Cs
SDG's - Tanpa Kelaparan
Oecd -
RB Tematik -
Peningkatan Investasi
,
Digitalisasi
,
RB Tematik - Prioritas Presiden
Penghargaan - TOP 15 KHUSUS
Kompetisi -
Kurasi Ringkasan
Produk olahan kedelai yang beredar 92%-nya berbahan baku kedelai impor transgenik, termasuk tempe. Sangat disayangkan, makanan khas Indonesia warisan nenek moyang ini bahan bakunya justru berasal dari petani luar negeri. Dominasi kedelai impor menjadi salah satu sebab perkembangan kedelai lokal cenderung stagnan, termasuk di Kabupaten Grobogan.
Pemerintah Kabupaten Grobogan pada tahun 2013 berinisiatif mendirikan Rumah Kedelai Grobogan (RKG). Pada tahun 2017, RKG diresmikan oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. RKG merupakan instalasi terpadu layanan publik one stop learning yang memberikan pelayanan informasi dan edukasi agribisnis kedelai lokal dari hulu sampai hilir. Unit pembelajaran yang ada di RKG meliputi Seed Center, Learning Center, Rumah Tempe Hygiena, Rumah Tahu Hygiena, Rumah Kemas, Promotion Center dan Soybean Resto. Proses edukasi dilakukan oleh coach yang tergabung dalam Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Green Soybean Center. Coach terdiri dari ahli kedelai, petani praktisi, dan pelaku industri olahan. Proses pelatihan menggunakan alat bantu modul elemen keterampilan dan praktek, dengan pembelajaran teori 25% dan praktik 75%.
Rumah Kedelai Grobogan saat ini menjadi role model pengembangan agribisnis kedelai lokal di Indonesia. Penerima manfaat pelayanan RKG meliputi petani, UMKM, akademisi, dan masyarakat umum. RKG telah melakukan edukasi kepada 269 kelompok di Kabupaten Grobogan. Sampai saat ini, penerima manfaat RKG berasal dari 12 provinsi dan 25 kabupaten di Indonesia.
Keberadaan RKG memberi dampak positif. Jumlah penangkar benih kedelai meningkat dari 10 (2013) menjadi 28 penangkar (2021). kebutuhan benih kedelai nasional 60% dipenuhi oleh penangkar benih kedelai di Kabupaten Grobogan. UMKM olahan kedelai lokal yang dibina meningkat dari 8 (2019) menjadi 58 UMKM (2021). RKG telah menginspirasi Kementerian Pertanian melakukan branding kedelai lokal non GMO dengan label GREATS (Gurih Renyah Enak Aman Tanpa GMO Sehat) pada tahun 2017.
Untuk keberlanjutan ke depan, saat ini RKG sedang mengembangkan inovasi-inovasi baru untuk meningkatkan materi pembelajaran. RKG sedang mengupayakan peningkatan kedelai Varietas Grobogan dengan melakukan pemuliaan untuk menghasilkan varietas baru yang lebih unggul, yaitu kedelai Varietas Grobogan Super. RKG juga menumbuhkan korporasi petani PT Kedelai Aji Grobogan, dan bersama UMKM Hidayat Jati Research Center telah berinovasi membuat olahan tempe super instan yang memiliki keunggulan daya simpan lebih lama. Edukasi sistem tanam “kedelai methuk jagung” mengembangkan kedelai tanpa mengubah komoditas utama, yaitu jagung, telah meningkatkan Indeks Pertanaman, pendapatan petani, kesuburan tanah, serta menghemat pupuk, waktu tanam, dan tenaga pemeliharaan. Edukasi terhadap pengrajin tempe/ tahu, telah meningkatkan pemakaian kedelai lokal sebagai bahan baku dan konsumsi kedelai non GMO yang lebih aman bagi kesehatan.
Daftar / Masuk
untuk melihat informasi selengkapnya
- 12 May 2024
- JAWA TENGAH
- Tanpa Kelaparan
- Dilihat
- Minat
- Kesepakatan
- Replikasi
Wilayah Instansi & Inovasi
Pemerintah Kabupaten Grobogan
JAWA TENGAH
Dinas Pertanian dan Pangan