PL SAGITA (Pangan Lokal Sahabat Gizi Kita)
Berjalan dengan pengembangan
Kesehatan, Gizi Buruk, Balita
Wilda Inayah Cs
SDG's - Kehidupan Sehat dan Sejahtera
Oecd -
RB Tematik -
Penghargaan - Top 99/2019
RB Tematik - stunting
Kompetisi -
Kurasi Ringkasan
Program ini dilaksanakan dengan tujuan utama untuk menurunkan angka gizi kurang dan gizi buruk di Desa Kayugiyang dan Puskesmas Garung Kabupaten Wonosobo dengan menggunakan pendekatan positive deviance. Pendekatan positive deviance adalah sebuah proses sekaligus merupakan outcome. Terjadi pemberdayaan masyarakat ketika menyadari bahwa mereka mempunyai pemecahan atas permasalahan mereka sendiri yang tersedia dalam lingkungan mereka.
Adapun yang melatarbelakangi dilaksanakannya program ini adalah tingginya angka balita gizi kurang sebanyak 87 (delapan puluh tujuh) dan angka gizi buruk sebanyak 17 (tujuh belas) balita di Puskesmas Garung. Selain itu juga masih tingginya ibu hamil dengan KEK sebanyak 180 (seratus delapan puluh) dan ibu hamil dengan anemia (8-11mg%) sebanyak 517 (lima ratus tujuh belas). Desa Kayugiyang menyumbang angka yang cukup tinggi yaitu gizi kurang sebanyak 23 kasus, gizi buruk sebanyak 3 kasus, ibu hamil KEK sebanyak 9 orang dan ibu hamil anemia ringan sebanyak 43 orang. Hal ini menunjukkan bahwa asupan gizi pada ibu hamil dan balita yang masih memprihatinkan. Sementara ironisnya, daerah tersebut merupakan area pertanian yang subur, penghasil sayur mayur dan bahan pokok, seperti jagung, ketela, kentang dan kacang-kacangan. Banyak pula pekarangan rumah warga yang dimanfaatkan sebagai kebun dan kolam ikan, sebagai sumber gizi yang belum termanfaatkan dengan baik.
Dari hal tersebut, kami berinisiatif untuk meningkatkan status gizi balita dan ibu hamil dengan menyusun program pemulihan gizi berbasis masyarakat, dengan kreasi menu memanfaatkan potensi lokal melalui pendekatan positive deviance. Pengolahan bahan pangan lokal dari hasil pertanian diolah menjadi aneka jajanan dan dijadikan tepung siap saji sebagai bahan dasar pembuatan kreasi makanan tambahan yang disukai anak. Gagasan kreasi jajanan disusun dalam bentuk buku resep, untuk membantu para ibu dalam mempraktekkannya di lingkungan keluarga. Dalam inovasi ini, tidak hanya terdapat alih pengetahuan saja, akan tetapi terdapat peningkatan ketrampilan. Hal tersebut terjadi karena inovasi difokuskan pada “melakukan” bukan hanya “mendengarkan”.
Pemberian makanan tambahan dilakukan secara rutin dengan melibatkan orang tua balita dalam proses pembuatan dan penyajian. Pada 2 (dua) bulan pertama, program pemberian makanan tambahan ini dilakukan setiap hari. Pada bulan ketiga diberikan 2 (dua) kali setiap minggunya. Pada bulan-bulan berikutnya diberikan seminggu sekali dan sebulan sekali.
Evaluasi terhadap kegiatan ini dilakukan setiap bulan, tiga bulan dan akhir tahun. Semangat para orang tua yang melaksanakan program ini memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan status gizi anak, hingga mencapai 99% (sembilan puluh sembilan per seratus).
Metode pelaksanaan program ini berbeda dengan metode sebelumnya. Program ini melibatkan masyarakat sebagai pelaku langsung di semua tahapan kegiatan. Peran Puskesmas hanya sebagai fasilitator, yang memberikan pemahaman, mendorong dan menggerakkan masyarakat, serta mengintegrasikan dengan program KIA, gizi, kesehatan lingkungan dan P2P. Program ini dirancang dan dilaksanakan secara berkelanjutan dalam kurun waktu satu tahun sehingga dapat dievaluasi dampaknya.
Konsep keberlanjutan dari program ini adalah adanya pemulihan gizi berbasis masyarakat yang diwujudkan dengan Pondok Pemulihan Gizi di Posyandu, fokus pada pemanfaatan bahan pangan lokal dan adanya partisipasi penuh dari masyarakat. Program ini telah dikembangkan dan direplikasi di desa-desa lain di Kecamatan Garung.
Daftar / Masuk
untuk melihat informasi selengkapnya
- 03 May 2024
- JAWA TENGAH
- Kehidupan Sehat dan Sejahtera
- Dilihat
- Minat
- Kesepakatan
- Replikasi
Wilayah Instansi & Inovasi
Pemerintah Kabupaten Wonosobo
JAWA TENGAH
Puskesmas Garung, Dinas Kesehatan