SIRAMI GIZI (Aksi Ramah Peduli dan Pemulihan terhadap Gizi)
Berhenti/Vakum
Gizi Buruk, Balita, Pelayanan Gizi
Amir Hidayat Cs
SDG's - Kehidupan Sehat dan Sejahtera
Oecd -
RB Tematik -
Penyelesaian Kemiskinan
Penghargaan - Top 99/2016
Kompetisi -
Kurasi Ringkasan
<p>Gizi buruk masih menjadi masalah yang belum terselesaikan sampai saat ini dan banyak dialami oleh bayi di bawah lima tahun (balita). Pada dua tahun terakhir ini Puskesmas Singotrunan menduduki peringkat pertama di tingkat Kabupaten Banyuwangi dalam angka kejadian gizi buruk pada balita yang bisa menyebabkan kematian. Balita penderita gizi buruk berjumlah 61 (2013) dan 60 orang (2014). Masalah utama yaitu masih banyaknya kasus gizi buruk sehingga mengalami kematian pada balita di Puskesmas Singotrunan. Program aksi ramah dan peduli gizi (SIRAMI GIZI) adalah sebuah layanan jasa bidang kesehatan secara gratis pada masyarakat utamanya pada balita yang mengalami resiko dengan masalah gizi dengan cara visible service (dilihat langsung). Kegiatannya meliputi penanganan balita yang menderita gizi buruk, pencegahan, pertolongan, pendampingan, kunjungan rumah, pemantauan balita gizi buruk, pemeriksaan Hb (hemoglobin), layanan 24 jam, dan rujukan ke rumah sakit tanpa biaya. Strategi inovasi meliputi pelibatan masyarakat dan kaum ibu sebagai sebagai motivator gizi. Bekerja sama dengan Kepala Kelurahan/Desa di wilayah kerja Puskesmas. Melakukan promosi dan pencegahan. Kunjungan ke rumah balita gizi buruk. Sebelum inovasi, balita gizi buruk belum ditangani dengan baik. Sesudah inovasi, jumlah kasus balita gizi buruk turun. Setelah ada inovasi tersedia motivator gizi di lingkungan masyarakat. Klinik gizi dilaksanakan oleh konselor gizi. Tersedianya standar operasional (SOP). Terbentuknya akses komunikasi dengan masyarakat.Terselenggaranya berbagai kegiatan di Puskesmas Singotrunan dalam upaya membangun balita sehat. Inovasi SIRAMI GIZI telah memberikan perubahan, yaitu tidak ada lagi bayi/balita gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas Singotrunan. Masyarakat menjadi puas akibat penurunan angka gizi buruk, peningkatan kesadaran dan peran serta masyarakat, peningkatan jumlah ibu memberikan ASI Eksklusif pada bayi. Terciptanya hubungan yang kooperatif antar pemangku kepentingan menghindarkan kesalahpahaman dalam pelayanan sehingga meningkatkan kualitas layanan kesehatan dan menurunkan jumlah balita dengan gizi buruk.</p>
Daftar / Masuk
untuk melihat informasi selengkapnya
- 16 Dec 2024
- JAWA TIMUR
- Kehidupan Sehat dan Sejahtera
- Dilihat
- Minat
- Kesepakatan
- Replikasi
Wilayah Instansi & Inovasi
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi
JAWA TIMUR
UPTD Puskesmas Singotrunan Dinas Kesehatan