Kurasi Ringkasan
Angka Kematian Ibu menjadi permasalahan kesehatan utama yang dihadapi Kota Semarang. Tahun 2013-2015 nilainya mengalami peningkatan signifikan. Tahun 2013 sebesar 107,95/100.000KH, menjadi 122.29/100.000KH (2014), hingga puncaknya tahun 2015 yaitu 128.50/100.000KH. Penyebabnya antara lain kasus ibu hamil risiko tinggi (65%), anemia (20,5%), Kurang Energi Kronik (5,72%), dan 4 Terlalu (43%). Selain itu, antenatal care sesuai standar atau K4 juga masih rendah (69%). Demikian pula dengan persalinan sesuai standar yang hanya 80% (155 kasus ibu bersalin dukun) dan terbatasnya akses ibu hamil bekerja untuk antenatal care (53%). Ini masih ditambah lagi dengan rendahnya akurasi data (duplikasi data, tidak up-to-date, lama verifikasi karena manual, tidak terintegrasi).
Permasalahan multidimensional ini perlu strategi komprehensif, bergerak bersama melalui program SAN PIISAN (Sayangi Dampingi Ibu dan Anak Kota Semarang), melibatkan semua pihak dari pemerintah kota, Organisasi Perangkat Daerah terkait, TNI-POLRI, Ormas (TP-PKK, FKK), Organisasi Profesi (POGI, IDAI, IBI), APPINDO, USAID JALIN, Perguruan Tinggi, PMI, Faskes pemerintah/swasta.
SANPIISAN menggunakan pendekatan continuum-of-care, mulai masa kehamilan hingga bayi yang dilahirkan meliputi:
1. Pengelolaan Ibu Hamil-Nifas dan Bayi yang di masyarakat menggunakan Aplikasi Sayang Bunda tersedia di Playstore. a. Pendataan door-to-door, pelaporan dan skrining; b. Ibu hamil-nifas-bayi hasil skrining normal dilakukan pendampingan kader. Apabila hasil skrining berisiko, pemantauan/ homecare oleh petugas kesehatan.
2. Layanan di tempat kerja/perusahaan melalui “GEPUK PEPES” (Gerakan Peduli Kesehatan Pekerja Perempuan Sehat), yaitu Peningkatan Gizi, Pelayanan KIA-KB tanpa meninggalkan tempat kerja, penyesuaian jenis pekerjaan pekerja hamil, kelas ibu hamil, Ojek ASI.
3. RAISA (Rawat Ibu Bersalin), ibu bersalin mendapatkan layanan antar-jemput menuju fasilitas kesehatan, gratis persalinan, gratis rawat inap, dan gratis laundry.
4. Data ibu hamil, nifas dan bayi tercatat melalui SiGaspol (Sistem Gasurkes Pelaporan Online) terintegrasi dispendukcapil, bermuara SATU DATA Kota Semarang.
SAN PIISAN memberi dampak pada tahun 2020 berupa penurunan AKI 71/100.000KH, kematian bayi 6,9/1.000KH, 4 Terlalu 13%, pelayanan ibu hamil 100%, ibu hamil bekerja ANC 100%, persalinan tenaga kesehatan 100%, kecepatan pelaporan, real-time dan terintegrasi 15 hari menjadi 1 hari, administrasi paperless, dan akses layanan mudah dengan fasilitas telemedicine.
Keberlanjutan SANPIISAN dilakukan dengan strategi institusional yaitu penerbitan Peraturan Daerah No.2 /tahun 2015 tentang keselamatan Ibu Anak, Peraturan Walikota No.440/601 Tahun 2013 tentang Pembentukan Tim Percepatan Penurunan AKI dan AKB, Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan No.800/2398 Tahun 2015 tentang Pembentukan Tim Kerja Gerakan Ibu Anat Sehat Kota Semarang. Ini dilengkapi dengan stratregi sosial berupa partisipasi lintas-sektor berkolaborasi aktif meningkatkan peran masyarakat dan strategi manajerial berupa upaya menjaga mutu.
SAN PIISAN mendukung Pembangunan Berkelanjutan melalui pemberdayaan masyarakat dan komitmen stakeholder didukung sistem informasi bersifat open source, sehingga SAN PIISAN mudah untuk direplikasikan di wilayah lain.
Daftar / Masuk
untuk melihat informasi selengkapnya