DIALISER (Dihitung Agar Lebih Irit, Sesuai, Efisien dan Ramah lingkungan)

Berjalan
kesehatan
AMIR HIDAYAT, SKM, M.Si Cs
SDG's - Energi Bersih dan Terjangkau
Oecd -
RB Tematik -
Penghargaan - INNOVATIVE GOVERNMENT AWARD 2022
Kompetisi -

Kurasi Ringkasan

                      DASAR HUKUM
Amanat UU No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan dan UU No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit dipertegas dengan Permenkes No. 66 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit. Sehingga inovasi DIALISER (DIhitung Agar Lebih Irit, Sesuai, Efisien dan Ramah lingkungan) dirancang dan diterapkan. Serta menjadi bagian dari Inovasi Pemerintah Kabupaten Banyuwangi yang di sahkan melalui Perbup Banyuwangi No.59 Tahun 2021 tentang Inovasi Daerah Kabupaten Banyuwangi.

PERMASALAHAN MAKRO
Limbah buangan cairan yang digunakan untuk hemodialisa adalah limbah B3 yang sangat berbahaya dan adapat merusak lingkungan

PERMASALAHAN MIKRO
Selalu terdapat sisa dialisat dari proses Hemodialisis yang dilakukan terhadap pasien. Selain itu limbah jirigen Plastik tempat dialisat juga semakin banyak, sementara itu tidak semua pasien mendapatkan kesempatan mendapatkan suplemen feritrin untuk memperbaiki sel-sel darah merah yang rusak akibat proses hemodialisa

ISU STRATEGIS GLOBAL
Darurat Plastik saat ini tidak hanya mengancam alam dan iklim, namun juga kesehatan manusia

ISU STRATEGIS NASIONAL
Indonesia menghasilkan 64 juta ton sampah dalam setahun dan 3,2 juta ton-nya dibuang ke laut

ISU STRATEGIS LOKAL
Banyuwangi menghasilkan 1.245,36 ton sampah per hari atau 448.330,70 ton setahun. Dan 45% diantaranya adalah sampah Plastik.
Beberapa pusat studi hemodialisa menerapkan protokol 2 kali cuci darah perminggu. Dan setiap kali hemodialisis dilakukan proses ultrafltrasi menggunakan dialisat selama 5 jam. Sehingga kemasan standard cairan dialisat adalah 10 liter Asetat dan 10 liter Bicarbonat. Sedangkan RSUD Blambangan, dengan karakter klinis pasien hemodialisa di Banyuwangi, menerapkan protokol 4 jam proses Dialisis dilakukan seminggu 3 kali. Adapun kebutuhan cairan dialisat perpasien untuk 4 jam proses hemodialisis adalah 5 liter Asetat dan 6-7 liter Bicarbonat. Sehingga selalu terdapat sisa larutan Bicarbonat untuk setiap pasien, sementara larutan asetat maupun bicarbonat terkategori Bahan Beracun Berbahaya (B3), dimana limbahnya juga terkategori B3.

METODE PEMBAHARUAN
DIALISER adalah inovasi dari Instalasi Hemodialisa RSUD Blambangan dan merupakan singkatan dari (DIhitung Agar Lebih Irit, Sesuai, Efisien dan Ramah lingkungan). Merupakan inovasi untuk efsiensi pemakaian cairan dialisat yang digunakan untuk mencuci darah. Cairan Dialisat yang berlebih dilakukan sharing use dengan pasien yang lain yang menjalani cuci darah pada saat yang bersamaan.

SEBELUM PEMBAHARUAN
Pasien yang mendapatkan Erithropoetin beta sangat terbatas hanya yang kondisinya mengalami perburukan
Volume Limbah Plastik Jirigen dan limbah B3 dalam satu minggu mencapai 1732 kg/minggu
Instalasi hemodialisis memiliki gudang penyimpanan cairan dialisat berukuran 5 x 2 m yang hanya mampu menampung maksimal 144 jirigen berisi cairan dialisat 10 liter. Dan kebutuhan foor stok cairan dialisat untuk 3 hari adalah sekitar 201 jirigen ditambah dengan kardus berisi NaOCl /Bayclin, Citrid Acid, H2O2 dan jirigen kosong bekas cairan dialisat, dengan kondisi penuh terisi, suhu gudang bisa mencapai lebih dari 30 derajat celcius dan merusak stabilitas bahan yang disimpan. Selama ini dilakukan langkah untuk mengatasi masalah tersebut adalah;
Mengurangi foor stok yang harus ada di gudang unit HD
Memindahkan tempat botol-botol cairan NaOCl serta H2O2 ke ruang reuse
Koordinasi dengan pihak Instalasi Pengolahan Akhir Limbah (IPAL) juga sudah dilakukan untuk memperpendek periode pengambilan jirigen dialisat kosong.

SESUDAH PEMBAHARUAN
1. Efisiensi Cairan Dialisat digunakan untuk memberikan Erithropoetin pada pasien yang membutuhkan
2. Volume Limbah Plastik Jirigen dan limbah B3 dalam satu minggu turun 850 kg/minggu
3. Gudang Cairan hemodialisat lebih longgar dan suhu penyimpanan memenuhi standard
4. Efisiensi biaya pembelian dialisat dan biaya pengolahan limbah

KEUNGGULAN/KEBARUAN
Inovasi dilakukan dengan pemanfaatan bersama satu jirigen dialisat Asetat untuk beberapa pasien yang Hemodialisis secara bersamaan. Dialisat dimanfaatan hingga tetes terakhir, dan belum ada info Unit HD dari RS lain yang melakukan hal yang sama. 

CARA KERJA INOVASI
Inovasi dilakukan dengan langkah: 
Koordinasi dengan teknisi mesin 
Menghitung dengan cermat kebutuhan cairan dialisat dalam satu hari.
Koordinasi dengan bagian farmasi tentang legalisasi proses peresepan
Melakukan sosialisasi ke TIM HD
Melaksanakan efsiensi cairan dialisat B1 sehari-hari.
                    
        

Daftar / Masuk
untuk melihat informasi selengkapnya

  • Publikasi
  • Provinsi
  • SDG's
  • 06 Feb 2024
  • JAWA TIMUR
  • Energi Bersih dan Terjangkau

0

0

  • Dilihat
  • Minat
  • Kesepakatan
  • Replikasi
  • 687
  • 0
  • 0
  • 3

Wilayah Instansi & Inovasi

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

JAWA TIMUR

Dinas Kesehatan - RSUD Blambangan

Hak Cipta(C)2022 - 2025 Etalase Pelayanan Publik dari Seluruh Daerah di Indonesia | Privacy Policy