Kurasi Ringkasan

                      Pada Tahun 2016 limbah B3 medis infeksius yang dihasilkan Fasyankes di Provinsi Sulawesi Selatan mencapai 6 Ton perhari, sehingga jika tidak terkelola dengan baik berpotesi mencemari lingkungan dan mengancam kesehatan manusia. UPT Pengelolaan Limbah B3 Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Selatan sejak tahun 2019 hadir untuk memberikan jasa layanan pengolahan limbah B3 medis infeksius secara insinerasi. Namun pelayanannya belum maksimal, terdapat permasalahan administrasi pengolahan limbah B3 seperti : waktu pelayanan maksimal 72 jam (3 Hari), kesalahan pencatatan penerimaan limbah, penyerahan dokumen pengolahan limbah B3 ke Fasyankes terlambat, beban ATK meningkat, di tahun 2019 jumlah limbah yang diolah hanya sebesar 199 Ton dan target PAD tidak tercapai serta didemo oleh masyarakat dengan dugaan terdapat kebocoran PAD. Inovasi “SIPENGOLAH LIMBAH B3” dikembangkan untuk mempercepat pelayanan kepada masyarakat pelaku usaha pengelolaan limbah B3 (Fasyankes dan Transporter). Adapun dampak dari inovasi ini antara lain waktu layanan administrasi pengolahan Limbah B3 maksimal 18 menit, penggunaan ATK berkurang 70%, jumlah penerimaan limbah B3 / pemasukan PAD tahun 2022 sebesar 383 Ton / Rp.6,3 M dan tidak didemo lagi oleh masyarakat. Dampak lainnya adalah limbah B3 medis dapat terkelola dengan baik, pelaku usaha bertambah 16 transporter dan indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan UPT PLB3 sebesar 90,72.
                    
        

Daftar / Masuk
untuk melihat informasi selengkapnya