1 / 3
Caption Text
2 / 3
Caption Two
3 / 3
Caption Three

Tani Jago Daulat Jagung Indonesia Dari Lamongan (TANI JAGO DILAN)

Berjalan dengan pengembangan
pertanian, peningkatan produksi
Yanuar Rahman
SDG's - Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi
Penghargaan - TOP 99/2020

Kurasi Ringkasan


Jagung merupakan komoditi multiguna. Penggunaan jagung untuk pakan ternak mencapai 50% dari total kebutuhan. Permintaan jagung secara umum, baik untuk bahan baku industri pakan, makanan dan minuman terus meningkat10-15% pertahun. Akibatnya, ketersediaan jagung di dalam negeri belum mencukupi kebutuhan. Dengan kata lain, belum swasembada sehingga masih diperlukan impor. Kabupaten Lamongan merupakan salah satu lumbung jagung di Jawa Timur. Namun, terdapat dua masalah utama sehingga pertanian jagung belum optimal. Pertama produktivitas yang masih rendah karena teknis budidaya mulai dari pengolahan tanah minim dan tradisional, pemupukan belum tepat anjuran dan populasi tanaman belum optimal. Kedua pemanfaatan teknologi pertanian yang masih rendah sehingga terdapat senjang hasil yang lebar atas pendapatan yang diterima petani. Untuk mengatasi masalah di atas, Pemerintah Kabupaten Lamongan bangkit lewat inovasi Pertanian Jagung Modern (Tani Jago Dilan). Sasarannya adalah petani jagung dengan tujuan agar mereka berdaulat di negeri sendiri. Keyakinan Bupati Lamongan soal daulat jagung itu semakin tebal setelah melihat langsung pertanian jagung modern di Iowa, Amerika Serikat pada 2016. Lewat Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan, desain inovasi Tani Jago Dilan ini dibuat. Strateginya, dengan penggunaan benih varietas unggul adaptif, peningkatan populasi tanaman optimal per satuan luas, dan penggunaan pupuk (organik dan anorganik) berdasarkan kandungan hara tanah. Tani Jago Lamongan merupakan aksi perbaikan tata kelola pertanian jagung. Petani diberdayakan dan diedukasi lewat pemanfaatan teknologi terbaru. Namun penggunaan teknologi ini harus sesuai dengan agro-ekologi, sosial ekonomi, dan produktif efisien. Tani Jago Lamongan mempunyai kelebihan dibanding pertanian jagung konvensional. Yakni, memanfaatkan semua komponen dan potensi faktor produksi budidaya jagung modern spesifik lokasi yang berimplikasi langsung pada hasil, peningkatan pendapatan petani dan efisensi produksi. Setelah tiga tahun lebih dilaksanakan, petani Lamongan kini bisa tersenyum. Pertama, karena produktivitas jagung di Lamongan meroket naik dari rata-rata 5,7 ton per hektare pada akhir tahun 2016 menjadi 9,5 Ton per hektare pada akhir tahun 2019, bahkan di beberapa daerah inti produktivitas sudah mencapai 10,6 ton per hektare. Kedua, karena produksi jagung meroket dari 372.162 ton, menjadi 623.165 ton. Tani Jago Dilan Lamongan bukanlah inovasi sesaat. Karena inovasi ini menjadi salah satu bagian dari prioritas pembangunan Kabupaten Lamongan. Inovasi yang telah terbukti mampu mendongkrak produktivitas ini akan terus diperluas cakupannya sehingga memunculkan kawasan kawasan terdampak seperti di wilayah LMDH. Replikasi inovasi juga sudah dan sedang terjadi di dalam Kabupaten Lamongan. Banyak kelompok tani dari kecamatan lain di Lamongan sudah mengunjungi lokasi Tani Jago yang tersebar di 12 kecamatan untuk belajar langsung pertanian jagung modern.

Daftar / Masuk
untuk melihat informasi selengkapnya

  • Publikasi
  • Provinsi
  • SDG's
  • 06 Feb 2024
  • JAWA TIMUR
  • Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi

0

0

  • Dilihat
  • Minat
  • Kesepakatan
  • Replikasi
  • 65
  • 0
  • 0
  • 1

Wilayah Instansi & Inovasi

Pemerintah Kabupaten lamongan

JAWA TIMUR

Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan

Hak Cipta(C)2022 - 2024 Etalase Pelayanan Publik dari Seluruh Daerah di Indonesia | Privacy Policy