Gerakan Masyarakat Sadar Surveilans
Berjalan dengan pengembangan
puskesmas, kesehatan, pemberdayaan masyarakat, gerakan masyarakat, elektronik
Murtina Sri Prihati Cs
SDG's - Kehidupan Sehat dan Sejahtera
Oecd -
RB Tematik -
Penghargaan - TOP 99/2021
Kompetisi -
Kurasi Ringkasan
Gerakan ini dilatarbelakangi oleh Kejadian Luar Biasa (KLB) Leptospirosis pada tahun 2017 dengan angka kematian cukup tinggi yaitu 66% di wilayah Puskesmas Gondosari. Selain itu juga terdapat kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sebanyak 102 kasus. Tingginya kasus ini disebabkan oleh sistem kewaspadaan dini terhadap penyakit dan masalah kesehatan masyarakat masih sangat rendah.
Atas dasar keinginan untuk saling menjaga pada masyarakat, maka timbul ide dari pemerhati kesehatan untuk melakukan suatu gerakan berbasis masyarakat. Gerakan ini dilakukan untuk selalu waspada terhadap faktor risiko penyakit dan rumor yang terjadi di masyarakat. Gerakan ini berbeda dengan konsep Desa Siaga dimana semua kegiatan menunggu aba-aba dari Puskesmas. Sisi inovatifnya antara lain: 1. Pengamatan penyakit secara terus-menerus oleh kader pada 10 rumah di sekitarnya. 2. Konsep kegiatan dan nama kader berasal dari masyarakat (bottom-up). 3. Pelaporan rumor dapat dilakukan secara langsung tatap muka, secara tidak langsung melalui Whatsapp baik grup surveilans maupun langsung ke tenaga kesehatan.
Implementasi dari inovasi ini dilakukan melalui tahapan: 1. Pembentukan kader surveilans (satu dasa wisma satu kader); 2. Pelatihan kader; 3. Pengamatan bulanan terhadap faktor resiko (FR) penyakit oleh kader; 4. Pelaporan rumor penyakit; 5. Verifikasi rumor oleh tenaga kesehatan; 6. Tindak lanjut pelaporan rumor; 7. Evaluasi kegiatan di tingkat dusun (Musdus), musyawarah desa (Musdes), dan mini lokakarya tingkat kecamatan.
Pada saat pandemi, kegiatan dilakukan dengan: 1. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) minimal masker, faceshield, dan sarung tangan pada saat berkegiatan serta mematuhi protokol kesehatan; 2. Refreshing kader di tempat yang nyaman dan aman; 3. Pemberian informasi kepada kader surveilans melalui media online; 4. Pemantauan kelompok berisiko Covid-19 dan penempelan stiker pemantauan pada pasien terkonfirmasi dan kontak erat pada masa isolasi menggunakan aplikasi SILACAK.
Dengan adanya Gerakan Masyarakat Sadar Surveilans, outcome yang diperoleh antara lain: 1. Masalah kesehatan cepat diketahui dengan adanya forum masyarakat desa yang dilakukan sebulan sekali; 2. Kewaspadaan masyarakat sudah tinggi sehingga angka kematian penyakit menular khususnya Leptospirosis dan DBD menjadi nihil; 3. Masyarakat sudah mulai mengatasi masalah kesehatan secara mandiri; 4. Kasus aktif Covid-19 di wilayah kerja Puskesmas Gondosari sangat kecil; 5. Positivity rate Puskesmas Gondosari 18%; 6. Angka kesembuhan Covid-19 mencapai 100%.
Inovasi ini dapat dengan mudah direplikasi sebab pelaporan rumor penyakit dapat dilakukan oleh kader karena sudah semua memiliki ponsel android, indikator pengamatan disesuaikan dengan kondisi masing-masing wilayah, beban kader sangat ringan karena hanya mengamati 10 rumah. Selain itu petunjuk teknisnya sudah ada sebagai salah satu strategi manajerial untuk replikasi.
Daftar / Masuk
untuk melihat informasi selengkapnya
- 15 May 2024
- JAWA TIMUR
- Kehidupan Sehat dan Sejahtera
- Dilihat
- Minat
- Kesepakatan
- Replikasi
Wilayah Instansi & Inovasi
Pemerintah Kabupaten Pacitan
JAWA TIMUR
UPTD Puskesmas Gondosari