CASING APIK (Cegah Stunting Dengan Asi Eksklusif Melalui Pendampingan Kader Dan Nakes)
Berjalan
kesehatan
Peny Suwetri, S.ST. Keb
SDG's -
Oecd -
RB Tematik -
RB Tematik - Prioritas Presiden
Penghargaan - INNOVATIVE GOVERNMENT AWARD 2022
Kompetisi -
Kurasi Ringkasan
ANCANG BANGUN CASING APIKK
A. DASAR HUKUM
1. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2019 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga.
3. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 1 tahun 2018 tentang Rencana Awal Pangan dan Gizi yang menetapkan RAN-PA.
4. Peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional RI Nomor 12 Tahun 2021 tentang Rencana Awal Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia Tahun 2021-2024.
B. PERMASALAHAN
Hasil Riskesdas Tahun 2018 menunjukkan bahwa 30,8% balita di Indonesia mengalami stunting, sedangkan ambang batas prevalensi stunting WHO menyatakan Indonesia termasuk kategori jumlah Sangat Tinggi (>30%). Tahun 2019 di propinsi Jawa Timur angka prevalensi stunting sebesar 26,85%. Penelitian Ricardo dalam Bhutta tahun 2013 menyebutkan balita stunting berkontribusi terhadap 1,5 juta (15%) kematian anak balita di dunia dan menyebabkan 55 juta anak kehilangan masa hidup sehat setiap tahun.
Pada tahun 2019 di wilayah kerja Puskesmas Gedongan terdapat kejadian stunting sebanyak 69 anak. Capaian pemberian ASI Eksklusif pada bayi baru lahir di wilayah Kerja Puskesmas Gedongan mencapai 72%. Untuk menekan kejadian stunting, perlu difahami faktor penyebab stunting. Menurut kementrian Kesehatan, stunting diakibatkan kekurangan gizi dalam waktu lama yaitu sejak janin dalam kandungan sampai awal kehidupan anak (1000 Hari Pertama Kelahiran). Penyebabnya karena rendahnya akses terhadap makanan bergizi, rendahnya asupan vitamin dan mineral, dan buruknya keragaman pangan dan sumber protein hewani. Faktor ibu dan pola asuh yang kurang baik terutama pada perilaku dan praktik pemberian makan kepada anak juga menjadi penyebab anak stunting apabila ibu tidak memberikan asupan gizi yang cukup dan baik.
C. ISU STRATEGIS
Program inovasi casing apik digagas untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang ASI dan didampingi sejak sebelum hamil hingga tuntas memberikan ASI eksklusif selama enam bulan. Tujuan inovasi casing apikk adalah untuk mendukung gerakan 1000 hari pertama kehidupan (periode emas), mencegah adanya kekurangan gizi pada ibu hamil serta komplikasi, pencegahan stunting pada balita, serta meningkatkan cakupan asi eksklusif.
Inspirasi utama dari program ini adalah untuk menurunkan kejadian stunting di wilayah kerja Puskesmas Gedongan secara khusus dan masyarakat umum secara lebih luas. Dengan program pencegahan stunting sangat sesuai dengan tujuan pembangunan berkelanjutan yang sedang diupayakan oleh bangsa Indonesia sehingga tujuan kedua TPB yaitu Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan meningkatkan gizi, serta mendorong pertanian yang berkelanjutan dapat terwujud.
D. METODE PEMBAHARUAN
Metode pembaruan pada program inovasi casing apikk berada pada peran serta kader dalam pemanatauan kondisi ibu menyusui beserta bayi yang sedang mendapat program asi eksklusif. Tenaga Kesehatan memulai kegiatan casing apik sejak calon pengantin akan menikah hingga hamil dan melahirkan. Saat perempuan hamil, nakes melakukan pemantauan kondisi Kesehatan ibu hamil dan melakukan kegiatan kelompok ibu hamil dalam rangka meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang pencegahan stunting dan tentang asi eksklusif. Program pada ibu hamil dilanjutkan dengan konseling / edukasi personal pada ibu hamil trimester 3 yaitu pemberian konseling secara pribadi dan privat pada ibu hamil trimester ketiga tentang pemberian asi eksklusif, konseling diberikan oleh tim konselor secara integrasi yang terdiri dari bidan, perawat, gizi dan dokter. Kemudian tenaga Kesehatan beserta kader Kesehatan melakukan kunjungan rumah , komitmen ibu dan keluarga yaitu kunjungan rumah pada ibu hamil pada trimester ketiga dan setelah bayi lahir oleh petugas dan kader melakukan komitmen bersama keluarga ibu hamil dalam pemberian asi eksklusif. Pemantauan terus dilakukan hingga bayi berusia enam bulan. Pemantauan oleh kader Kesehatan dilakukan dengan menggunakan buku pantau ASI yang dipegang dan diisi oleh kader Kesehatan setiap kunjungan rumah ibu menyusui satu minggu sekali. Selanjutnya sebagai penutup dari program ini adalah dengan pemberian sertifikat asi yang disahkan oleh kelurahan setempat yaitu setelah bayi berusia 6 bulan dan lulus dalam pemberian asi, maka akan diberi sertifikat asi oleh kelurahan dan puskesmas sebagai bentuk penghargaan ibu pejuang ASI. Inovasi ini sangat bermanfaat bagi ibu-ibu yang sedang memberikan ASI, karena apabila pada periode pemberian ASI dan pemantauan oleh kader ditemukan permasalahan pada ibu menyusui seperti ASI tidak lancar atau terkendala nutrisi yang kurang atau terjadi masalah lain, tenaga Kesehatan akan memberikan bantuan suplemen ASI dan konseling gizi agar nutrisi ibu dan bayi tercukupi untuk mencegah terjadinya stunting. Selain menggunakan suplemen obat kimia, ibu menyusui juga mendapat konseling pengobatan tradisional untuk melancarkan ASI yang memanfaatkan bahan dari alam untuk Kesehatan ibu dan bayi. Konseling dilakukan oleh terapis pelayanan Kesehatan tradisional. Sehingga program casing apik melibatkan banyak pihak agar masalah segera terselesaikan.
E. KEBAHARUAN
Selama ini, program pencegahan stunting hanya berfokus pada ibu yang sedang hamil. Pada inovasi casing apikk, nakes sudah melakukan program pencegahan stunting sejak calon pengantin akan menikah dengan memberikan suplemen nutrisi sebelum hamil. Ketika hamil, bumil akan diikutkan dalam kelas bumil siaga melahirkan untuk persiapan kelahiran dan pemberian asi eksklusif. Pertemuan kelompok setiap bulan dilaksanakan untuk pemantauan kehamilan. Pada trimester ketiga kehamilan, bumil akan diberi konseling secara privat oleh nakes mengenai proses detil pemberian ASI eksklusif. Bahkan setelah melahirkan, kondisi ibu tetap dipantau oleh nakes dan didampingi oleh kader Kesehatan di masyarakat. Kader akan menanyakan kondisi busui secara rutin, apabila ditemukan masalah dalam pemberian ASI ekslusif, nakes dan kader akan memberikan konseling ulang, termasuk juga pemberian suplemen pelancar ASI agar kebutuhan bayi terpenuhi. Nutrisionis juga terlibat dalam konseling gizi busui dan bayi sehingga tumbuh kembang bayi selama pemberian ASI ekskusif terus terkontrol.
Untuk memudahkan pemantauan, sebelum persalinan, bumil dan keluarga Bersama kader dan nakes melakukan kesepakatan, persamaan persepsi tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif serta dilakukan penandatanganan komitmen sebagai bentuk kesanggupan bumil dalam memberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan hingga memperoleh sertifikat Lulus ASI Eksklusif
F. TAHAPAN INOVASI/SPESIFIKASI PRODUK
1. Juli 2018
- Pada pertemuan tengah tahun puskesmas, Muncul permasalahan tentang capaian pemberian asi yang tidak mencapai target
- Ditemukan anak dengan tanda stunting di wilayah puskesmas gedongan
- Muncul usulan untuk Menyusun program terpadu untuk pencegahan stunting lebih awal
2. Agustus 2018
- Pada pertemuan bulanan puskesmas, diusulkan untuk membentuk program inovasi baru untuk meningkatkan capaian ASI dan mencegah kejadian stunting di wilayah puskesmas gedongan
- Usulan nama program peningkatan cakupan asi disebut dengan nama SI Pesek
3. September 2018
- Dilakukan koordinasi dengan lintas program untuk pembentukan inovasi baru dan disepakati untuk melaksanakan kegiatan si Pesek.
- Dilakukan sosialisasi ke pasien dan pengunjung puskesmas serta warga binaan lingkup kecil di wilayah puskesmas gedongan.
4. Oktober 2018
Dilakukan koordinasi dengan lintas sector pada pertemuan Minilokakarya Lintas Sektor dan program inovasi si pesek mendapat dukungan dari linsek untuk diterapkan di masyarakat
5. November desember 2019
- Dilakukan persiapan kebutuhan sarana prasarana serta media informasi untuk konseling dan edukasi pada pasien
- Melakukan pengenalan dan sosialisasi program inovasi kepada masyarakat baik di pelayanan klinis puskesmas maupun di masyarakat
6. Januari 2019
- Program inovasi si Pesek mulai diterapkan pada pelayanan KIA puskesmas gedongan serta dilanjutkan dengan pemantauan
- Konseling setiap minggu dilakukan pada kegiatan pelayanan di KIA
- Konseling intensif pada ibu hamil trimester ketiga
- Pemantauan ibu hamil sampai melahirkan
- Pendampingan pada ibu menyusui menggunakan buku pemantauan oleh kader dan petugas kesehatan setiap bulan hingga selesai pemberian asi eksklusif
- Dilakukan Monev Internal bulanan
- Evaluasi Eksternal oleh linsek pada pertemuan minlok linsek tahunan
7. Tahun 2020
- Pada masa pandemi, karena terjadi pembatasan kontak dengan pasien, maka inovasi Si Pesek mengalami modifikasi menyesuaikan dengan keadaan pandemi
- Program inovasi diubah nama menjadi casing apikk karena pasien tidak disarankan untuk sering konsultasi ke puskesmas untuk membatasi mobilisasi sehingga tenaga kesehatan dan kader kesehatan melakukan peran aktif untuk konseling dan pemantauan dari rumah.
- Konseling bisa dilakukan melalui telekomunikasi
- Bila diperlukan, selama kehamilan pasien akan didatangi
- Setelah melahirkan, Tenaga kesehatan dan kader melakukan kunjungan nifas dan melakukan pemantauan pemberian ASI eksklusif untuk pencegahan stunting
- Hasil kegiatan inovasi disampaikan ke dinas Kesehatan untuk dilakukan replikasi di wilayah lain.
8. Tahun 2021
Kegiatan inovasi tetap dilaksanakan secara rutin pada saat pandemi sudah mulai mereda. Evaluasi bulanan tetap dilakukan sebagai bentuk monitoring kegiatan Casing Apik.
Daftar / Masuk
untuk melihat informasi selengkapnya
- Dilihat
- Minat
- Kesepakatan
- Replikasi
Wilayah Instansi & Inovasi
Pemerintah Kota mojokerto
JAWA TIMUR
Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana