LABORATORIUM KEMISKINAN (Jurus Jitu Pengentasan Kemiskinan Berkearifan Lokal – Kabupaten Pekalongan)

Berjalan
partisipasi masyarakat, peningkatan kapasitas SDM, pelatihan, lapangan kerja, kemiskinan
M.YULIAN AKBAR,S.Sos.,M.Si Cs
SDG's - Tanpa Kemiskinan
Oecd -
RB Tematik - Penyelesaian Kemiskinan , Peningkatan Investasi
Penghargaan - TOP 45/2020
Kompetisi -

Kurasi Ringkasan

                      Kemiskinan masih menjadi isu strategis dalam pembangunan Kabupaten Pekalongan. Tingkat kemiskinan pada 2011-2016 rata-rata hanya turun sebesar 0,19%. Tahun 2016 masih sebesar 12,90%. Catatan evaluasi kebijakan pengentasan kemiskinan selama ini masih bersifat business as usual, sentralistik, eksklusif dan miskin inovasi serta tidak berbasis data dan problem yang jelas.
Kabupaten Pekalongan terbagi atas 285 desa/kelurahan dengan tiga tipologi daerah yaitu pesisir, perkotaan, dan pegunungan. Desa pesisir berkarakteristik penghidupan dari sumber laut, perkotaan dari industri dan jasa serta pegunungan dari hasil pertanian.
Resep penanganan kemiskinan untuk tiap topografi akan memiliki perbedaan. Laboratorium Kemiskinan bertujuan untuk mengatasi persoalan kemiskinan secara terpadu, tepat program, tepat sasaran serta tepat guna sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik warga miskin. Upaya tersebut dilakukan dengan memberdayakan masyarakat, membangun serta mengembangkan potensi dan SDA desa merah. Laboratorium kemiskinan merupakan inovasi baru. Kebaruannya adalah pelibatan semua pihak (kolaborasi Pentahelix), intervensi program berdasar BDT yang dipertajam dengan Participatory Poverty Assesment (PPA).
Laboratorium Kemiskinan mengambil tiga desa sebagai proyek percontohan yaitu Botosari (pegunungan), Kertijayan (perkotaan) dan Mulyorejo (pesisir). Keberhasilan inovasi ini ditandai dengan keluarnya Botosari dan Mulyorejo dari desa merah dengan perubahan sebagai berikut : - Jumlah RT desil 1 – 4 menurun menjadi 1.120 RT dari 1.425 RT. - Penggunaan jamban meningkat 23,35%. - Penduduk berpenyakit kronis tertangani melalui pendekatan PIS-PK meningkat 68,91%. - Penduduk dengan kecacatan tertangani 100%. - Anak Tidak Bersekolah berkurang 47,22%. - 55,30% penduduk desa pilot usia 15-59 tahun telah mengikuti peningkatan ketrampilan pengetahuan dan bekal bekerja.
Keberlanjutan program dan ketersediaan sumber daya diupayakan melalui : - Penyediaan regulasi terkait penanganan kemiskinan. - Pemantauan integrasi intervensi kegiatan melalui Satu Aplikasi Kemiskinan Terintegrasi (SAKTI). - Menggalang komitmen dari semua unsur Pentahelix (Pemkab, Pemdes, Dunia Usaha, Perguruan Tinggi dan Masyarakat Peduli) untuk menyediakan sumber daya yang dibutuhkan (keuangan, SDM, fasilitas penunjang, prosedur dan data).
Laboratorium Kemiskinan mempunyai potensi besar untuk diterapkan pada wilayah/program lain, karena beberapa alasan, yaitu - Hampir semua daerah memiliki kesamaan masalah kemiskinan. - Sudah pernah disampaikan pada beberapa acara tingkat regional dan nasional sehingga harapannya dapat menginspirasi daerah lain. - Pelibatan semua pihak terkait. - Tersedianya Modul/Panduan Pengembangan Laboratorium Kemiskinan.
Ide-ide pada Laboratorium Kemiskinan mampu menginspirasi program lain antara lain Gerakan Kudu Sekolah (untuk meningkatkan IPM), pelaksanaan KKN dengan konsep Universitas Membangun Desa (desa tematik), Program Kampung Berkah Emas Baznas. Saat ini Laboratorium Kemiskinan juga sedang direplikasikan pada 6 desa lainnya di Kabupaten Pekalongan.
                    
        

Daftar / Masuk
untuk melihat informasi selengkapnya

  • Publikasi
  • Provinsi
  • SDG's
  • 11 Oct 2024
  • JAWA TENGAH
  • Tanpa Kemiskinan

0

0

  • Dilihat
  • Minat
  • Kesepakatan
  • Replikasi
  • 230
  • 0
  • 0
  • 0

Wilayah Instansi & Inovasi

Pemerintah Kabupaten Pekalongan

JAWA TENGAH

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penelitian dan Pengembangan

Hak Cipta(C)2022 - 2025 Etalase Pelayanan Publik dari Seluruh Daerah di Indonesia | Privacy Policy