Inovasi GEBRAKs Penghapusan Jamban Terapung

Berjalan
akses sanitasi, jamban terapung, pencegahan stunting, kesehatan
Anna Rosida Santi, ST. MT.
SDG's - Air Bersih dan Sanitasi Layak
Oecd -
RB Tematik - Peningkatan Investasi
Penghargaan - TOP 45/2021
Kompetisi -

Kurasi Ringkasan

                      Isu strategis yang menjadi permasalahan utama di kawasan permukiman tradisional tepian sungai adalah akses sanitasi yang rendah berakibat pencemaran sungai. Kadar e-coli yang melebihi ambang batas, salah satunya bersumber dari kotoran manusia yang langsung dibuang ke sungai, ditandai dengan keberadaan ribuan jamban apung di Sungai Martapura. Dari 290 desa/kelurahan di Kabupaten Banjar, terdapat 169 Desa/Kelurahan masyarakatnya bermukim di kawasan tersebut dengan memanfaatkan sungai untuk keperluan rumah tangga (buang air besar/mandi/cuci) di atas jamban apung. 

Inovasi GEBRAKS (Gerakan Bersama Realisasi Akses Sanitasi) sebagai upaya pemecahan permasalahan dengan suatu gerakan melibatkan seluruh pemangku kepentingan dengan tujuan gerakan yang ingin dicapai yaitu: 
1. Mengurangi pencemaran air sungai Martapura; 
2. Mewujudkan partisipasi aktif Pemerintah Pusat, Kabupaten, dan Desa, TNI/POLRI, BUMD, swasta serta lembaga keswadayaan masyarakat; 
3. Meningkatkan akses capaian sanitasi Kabupaten Banjar. 

Inovasi ini memberikan akses sanitasi gratis dengan segmen masyarakat berpenghasilan rendah yang buang hajat di jamban apung. Setelah dibangunkan infrastruktur sanitasi maka dilakukan pertukaran dengan kesediaan masyarakat untuk membongkar sendiri jamban terapungnya. Inovasi ini menciptakan wadah baru bagi stakeholder terkait, khususnya masyarakat penerima manfaat dengan membentuk kelompok swadaya masyarakat sebagai mitra pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur, serta kolaborasi pendanaan pembangunan jamban yang aman antara Dinas PUPR dan pemerintah desa, dan layanan pengelolaan air limbah (sedot lumpur tinja) berbiaya rendah yang menjadi peluang usaha bagi BUMDES dan KPP.

Dalam implementasi penanganan pandemi COVID-19, upaya mewujudkan physical distancing yang optimal dilakukan dalam hal menggunakan formula baru infrastruktur akses sanitasi yang dibangun yaitu pembangunan tangki septik individual di rumah masing-masing, yang sebelumnya menggunakan pengolahan air limbah komunal (MCK komunal) yaitu penggunaan tempat mandi, cuci dan kakus secara bersama-sama oleh warga masyarakat. 

Inovasi ini berdampak positif, ditandai dengan masyarakat membongkar jamban terapung secara swadaya dan kesadaran sendiri. Target penghapusan jamban terapung sebanyak 1.000 buah selama 5 tahun (2016-2020) dengan realisasi sebanyak 1.019 buah jamban terapung di tahun 2020, sehingga terjadi percepatan akses sanitasi dengan hasil tambahan panorama sungai di beberapa sungai terlihat bersih dan rapi. Jumlah kelembagaan swadya masayarakat di sektor sanitasi di desa juga semakin bertambah yaitu Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara (KPP) Sanitasi 48 kelompok dan Wirausaha Sanitasi 5 kelompok. 

Program ini berpotensi dikembangkan secara berkelanjutan menjadi industri pariwisata susur sungai dengan tetap mempertahankan keaslian kawasan, menjadi lapangan usaha baru bagi BUMDES dalam kemandirian serta terobosan baru sebagai alternatif peningkatan pertumbuhan ekonomi guna menjadikan Kabupaten Banjar yang MANIS (Maju, Mandiri, Agamis).
                    
        

Daftar / Masuk
untuk melihat informasi selengkapnya

  • Publikasi
  • Provinsi
  • SDG's
  • 21 Oct 2024
  • KALIMANTAN SELATAN
  • Air Bersih dan Sanitasi Layak

0

0

  • Dilihat
  • Minat
  • Kesepakatan
  • Replikasi
  • 201
  • 0
  • 0
  • 1

Wilayah Instansi & Inovasi

Pemerintah Kabupaten Banjar

KALIMANTAN SELATAN

Dinas pekerjaan umum dan penataan ruang

Hak Cipta(C)2022 - 2025 Etalase Pelayanan Publik dari Seluruh Daerah di Indonesia | Privacy Policy