Menggapai Asa Bersama Umi Persameda Dan Bunda Kespro

Berhenti
Pernikahan Dini, Pernikahan Usia Dini
Sri Mulyati Cs.
SDG's - Kesetaraan Gender
Oecd -
RB Tematik - Penyelesaian Kemiskinan , Peningkatan Investasi
RB Tematik - Prioritas Presiden
Penghargaan - Top 99/2016
Kompetisi -

Kurasi Ringkasan

"Bondowoso adalah kabupaten di Jawa Timur yang letaknya bertetangga dengan Kabupaten Jember, Kabupaten Probolinggo, dan Kabupaten Situbondo. Terdapat fenomena pernikahan dini yang menca pai lebih dari 50% (2011). Pernikahan dini adalah pernikahan yang salah satu atau kedua pasangan berusia di bawah 18 tahun atau sedang mengikuti pendidikan di sekolah menengah atas. Penyebab pernikahan dini antara lain masalah ekonomi yang rendah dan kemiskinan menyebabkan orang tua tidak mampu mencukupi kebutuhan anaknya, ketakutan kehamilan di luar nikah, dan sosialbudaya atau adat istiadat. Hal ini berdampak pada tingginya angka kematian ibu dan bayi. Pernikahan dini berdampak negatif seperti pendidikan anak terputus, kemiskinan, ke kerasan dalam rumah tangga, masalah kesehatan psikologi anak, dan masalah sosialbudaya lainnya. Pemerintah Kabupaten Bon dowoso menerapkan inovasi Umi Persameda dan Bunda Kespro singkatan dari Persalinan Aman, Inisiasi Menyusu Dini, dan Air Susu Ibu Eksklusif dan Kesehatan Reproduksi. Inovasi dilaksanakan di tingkat kabupaten dan kecamatan dengan meli batkan peran tokoh agama, tokoh masyarakat dan perempuan, serta para pemangku kepentingan dan instansi terkait. Identifikasi tokoh masyarakat yang akan dilibatkan dalam inovasi. Penyadaran masyarakat melalui pelatihan. Follow up pelatihan melalui temu muka masyarakat. Pelaksanaan ber bagai kegiatan pencegahan pernikahan dini meliputi pelatihan kesehatan reproduksi, lomba ceramah tujuh menit, sosialisasi program, duta kesehatan, media promosi (media cetak, media elektronik, dan media sosial), pemantauan dan evaluasi. Sebelum inovasi, banyak terjadi pernikahan dini yang menga kibatkan munculnya persoalan masyarakat. Sesudah inovasi, remaja menganggap pernikahan diri beresiko, sebaiknya tidak dilakukan dan harus dihindari. Para pemuda tidak tergesagesa sehingga jumlah pernikahan dini menurun dan permasalahan sosial budaya berkurang. Melalui inovasi ini meningkatnya remaja yang mendapat akses pelayanan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) dan pelayanan konseling dan medis kesehat an reproduksi. Tersedianya wadah sosialisasi, dan meningkatnya tenaga terlatih terkait dengan kese hatan reproduksi dan pernikahan dini. Pernikahan dini turun signifikan menjadi 6,66% (2012). Terbentuk kader pelatihan dan koordi nasi antarpemangku kepentingan. Pelibatan tokoh agama, tokoh masyarakat, dan tokoh perempuan. Peningkatan kesadaran dan partisipasi masyarakat. Penataan mekanisme kerja tim dan dukungan regulasi. Tersedianya peraturan pendukung dan penurunan angka pernikahan dini. Kesadaran bersama para pe mangku kepentingan bahwa pernikahan dini harus dihapuskan telah berhasil menyukseskan inovasi ini. Pelatihan dan sosialisasi yang gencar dilakukan tentang kesehatan produksi, promosi melalui ber bagai media, menyebabkan perubahan pola pikir dan budaya kerja aparatur dan masyarakat."


Daftar / Masuk
untuk melihat informasi selengkapnya

  • Publikasi
  • Provinsi
  • SDG's
  • 11 Dec 2024
  • JAWA TIMUR
  • Kesetaraan Gender

0

0

  • Dilihat
  • Minat
  • Kesepakatan
  • Replikasi
  • 176
  • 0
  • 0
  • 0

Wilayah Instansi & Inovasi

Pemerintah Kabupaten bondowoso

JAWA TIMUR

Dinas Kesehatan

Hak Cipta(C)2022 - 2025 Etalase Pelayanan Publik dari Seluruh Daerah di Indonesia | Privacy Policy