Kurasi Ringkasan

                      Potensi tanaman kayu putih di Indonesia memang sangat besar dan tersebar luas di berbagai wilayah, termasuk Maluku dengan luas sekitar 235.000 hektar, serta provinsi-provinsi lain di Indonesia Timur seperti NTB, NTT, dan Papua. Namun, dalam penyulingan minyak kayu putih menggunakan ketel kayu konvensional, terdapat beberapa masalah seperti kualitas warna minyak kayu putih yang tidak jernih karena tercampur dengan ekstrak lemak kayu bakar, serta rendemen yang rendah.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Baristand Industri Ambon telah mengembangkan Si Telmi BIAM (Inovasi Ketel Minyak Kayu Putih Balai Riset dan Standarisasi Industri Ambon) sejak tahun 2005. Ketel ini merupakan modifikasi dari ketel kayu konvensional yang dilengkapi dengan sistem pendingin kisi-kisi dan sirkulasi air. Penggunaan water seal dalam ketel ini memungkinkan volume kondensat uap dapat dipertahankan, sehingga meningkatkan rendemen produksi.

Dengan menggunakan Si Telmi BIAM, produktivitas penyulingan minyak kayu putih dapat dilipatgandakan. Satu ketel dapat melakukan produksi sebanyak 3 kali dalam satu hari, dengan daya serap bahan baku yang meningkat dari 300 kg daun/hari menjadi 600 kg daun/hari. Total produksi mencapai 7.2 kg minyak kayu putih per hari, dan jumlah tenaga kerja yang diperlukan juga meningkat menjadi 12 orang per hari.

Hingga saat ini, Si Telmi BIAM telah digunakan oleh 129 IKM (Industri Kecil dan Menengah), dengan penyerapan tenaga kerja sekitar 1548 orang di beberapa provinsi Indonesia bagian timur. Selain meningkatkan kualitas produk dan nilai jual minyak kayu putih, inovasi ini diyakini dapat menjadi solusi nyata dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja.
                    
        

Daftar / Masuk
untuk melihat informasi selengkapnya