Kurasi Ringkasan

                      Pada tahun 2018, sebanyak 35% tanaman perkebunan rakyat (teh, kopi, kelapa, kakao, karet, cengkeh, tebu, tembakau, vanili dan lada) di wilayah Jawa Barat terserang hama penyakit khususnya di 14 kabupaten/kota (Sumedang, Sukabumi, Majalengka, Kuningan, Tasikmalaya, Kota Banjar, Pangandaran, Ciamis, Cianjur, Bandung, Bandung Barat, Subang, Garut, Purwakarta).
Sebagai solusi atas permasalahan tersebut, Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat membuat inovasi Aksi Tali Intan (Aksi Petani Peduli Perlindungan Tanaman) dengan tujuan mendorong kepedulian petani terhadap perlindungan dan pelestarian alam/lingkungan hidup dengan menerapkan prinsip-prinsip Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat bekerja sama dengan Regu Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman untuk menyediakan layanan bimbingan teknis dan pendampingan bagi petani/kelompok tani perkebunan, serta melalui kegiatan layanan klinik hama penyakit untuk menyediakan tempat konsultasi perlindungan tanaman. Aksi Tali intan dapat dilakukan oleh semua petani, di semua lokasi, pada semua jenis tanaman tanpa menggunakan bahan kimia, sehingga aksi ini tergolong pengendalian hama penyakit secara alami. 
Dampak inovasi Aksi Tali Intan adalah peningkatan jumlah petani yang semula pada tahun 2020 sebanyak 2850 petani, kini bertambah menjadi 7367 petani. Pertambahan jumlah petani ini menandakan bahwa petani mampu mengedukasikan ilmu yang didapat kepada anggota/kelompok tani lainnya, sehingga terjalin hubungan sosial yang baik dalam penyerapan tenaga kerja. Selain itu, dampak inovasi terhadap serangan hama penyakit mengalami penurunan kategori serangan.
                    
        

Daftar / Masuk
untuk melihat informasi selengkapnya