SIBULUBABEH / PRODIVA TUAN BENIH (Produksi, Distribusi dan Evaluasi Bantuan Benih)
Berjalan dengan pengembangan
produksi, distribusi, pemenuhan kebutuhan, benih, tanaman
Dr. Dudung Ahmad Suganda, M.Si
SDG's - Tanpa Kelaparan
Oecd -
RB Tematik -
Peningkatan Investasi
,
Digitalisasi
,
RB Tematik - Prioritas Presiden
Penghargaan - TOP 99/2020
Kompetisi -
Kurasi Ringkasan
Dalam pembangunan sub sektor perkebunan di Jawa Barat, tidak terlepas dari peran benih dalam sistem budidaya tanaman. Namun masyarakat sulit memperoleh benih bersertifikat, padahal tanaman tua rusak mencapai 4.824,75 Ha dari areal seluas 5.639,817 Ha (Statistikbun Jabar, 2018). Hal ini mengakibatkan produktivitas rendah. Rata-rata hanya 44%. Petani juga dihadapkan pada persoalan biaya untuk penyediaan benih sebesar Rp391.388.269.345,- Jika seluruhnya mengandalkan bantuan pemerintah tidak mungkin dapat dicapai padahal benih menjadi salah satu variable produksi yang sangat menentukan keberhasilan tanaman dalam mencapai tingkat produksi dan produktivitas yang maksimal.
Dengan benih swadaya, petani masih banyak yang menggunakan benih asalan (kongkoak) yang diambil dari kebun produksi yang tidak jelas asal usulnya yang berakibat stamina tanaman menjadi lemah mudah terserang hama penyakit, produksi rendah dan umur tanaman menjadi lebih pendek. Sebelum 2014 permintaan kebutuhan benih jarang sekali dipenuhi karena benih sangat terbatas, informasi distribusi benih kurang transparan penerima dan lokasinya, serta tidak jelas perkembangan tanamannya apakah tanaman mati, tumbuh baik dan berproduksi
Sibulubabeh hadir sebagai gagasan inovasi baru untuk percepatan produksi benih, transparansi pendistribusian benih, mengukur keberhasilan dan merespon kebutuhan benih, pemberdayaan masyarakat, mengukur dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi dan memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat.
Sebelum ada Sibulubabeh data produksi benih, penerima dan lokasi, serta evaluasi bantuan tidak transparan, setiap pekebun tidak saling tahu berapa jumlah bantuan benih, siapa saja yang menerima bantuan dan bagaimana perkembangan benih serta tidak jelas hasilnya
Setelah Sibulubabeh hadir, kegiatan teknis produksi benih dilaksanakan dengan Good Agricutural Practicies, benih diambil dari kebun sumber benih legal, metode produksi benih tidak lagi konvensional, tetapi dengan teknologi kultur jaringan dan stek berakar. Distribusi bantuan benih menjadi transparan, siapapun mudah dapat melihat jelas penerima dan lokasi tanamnya, update data perkembangan tanaman dan produksi termonitor setiap saat, serta pekebun dapat menyampaikan permohonan benih secara langsung sehingga memudahkan masyarakat dalam memohon fasilitasi benih.
Dengan Sibulubabeh masyarakat dapat mengetahui langsung kondisi tersebut, masyarakat yang membutuhkan benih terlayani dengan sendirinya, sehingga tata kelola pelayanan publik Sub Sektor Perkebunan Jawa Barat menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Manfaat Sibulubabeh: Masyarakat dapat meningkatkan pendapatan dan pemberdayaan; Pemerintah Daerah: Penyediaan data sebagai bahan pengambilan kebijakan; Negara: Penyediaan data potensi eksport. Telah direplikasi secara nasional di seluruh provinsi seperti: Di Jatim komoditi tebu; NTB tembakau; Sumut komoditas kopi; Sumsel komoditas karet; Jambi komoditas kopi; dan provinsi lainnya sesuai andalan komoditas masing masing yang difasilitasi oleh Kementerian Pertanian melalui Ditjen Perkebunan, dan di Jawa Barat pun telah direplikasi untuk komoditas teh di Kabupaten Cianjur dan Sukabumi dengan APBD masing-masing.
Daftar / Masuk
untuk melihat informasi selengkapnya
- 04 Jul 2024
- JAWA BARAT
- Tanpa Kelaparan
- Dilihat
- Minat
- Kesepakatan
- Replikasi
Wilayah Instansi & Inovasi
Pemerintah Provinsi Jawa Barat
JAWA BARAT
Dinas Perkebunan