Village Preneurship "Sinergi Antar Stakeholders dalam Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa"
Berhenti
bumdes, pemerdayaan masyarakat, desa wirausaha, wisata desa
Tri Widodo Wahyu Utomo Cs
SDG's - Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi
Oecd -
RB Tematik -
Peningkatan Investasi
RB Tematik - Prioritas Presiden
Penghargaan - TOP 45/2020
Kompetisi -
Kurasi Ringkasan
Desa pada umumnya memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, ditambah dengan dukungan dana desa, serta berbagai program pembangunan dan pendampingan desa dari berbagai instansi, desa harusnya memiliki semua prasyarat untuk maju. Namun, kemajuan desa berjalan begitu perlahan. Fasilitasi dan pendampingan yang cenderung bersifat top-down, dengan menempatkan desa dan masyarakatnya sebagai subjek, serta tingginya ego sektoral dan program yang tidak berkelanjutan ditengarai menjadi penyebab. Berangkat dari hal tersebut Lembaga Administrasi Negara berupaya menghasilkan sebuah model inovasi pengembangan desa yang berbasiskan pada kolaborasi di antara aktor pembangunan desa, dengan nama Village Preneurship.
Village Prenuership dilaksanakan dengan menggunakan metode/tahap IPM (idea, product dan market). Metode yang diadopsi dari inventure ini dikembangkan LAN secara kolaboratif bersama dengan sejumlah stakeholders. Program Village Preneurship telah diimplementasikan di Kabupaten Purwakarta, yaitu Desa Pasanggrahan dan Desa Sukamulya. Dalam pelaksanaannya LAN berperan sebagai mediator yang menyatukan para aktor untuk berkolaborasi membangun desa.
Tahap idea diawali dengan pemetaan potensi desa yang melibatkan pemerintah dan masyarakat serta dinas terkait, kegiatan dilanjutkan dengan invetarisasi ide usaha berdasarkan potensi yang ada, serta penyusunan rencana usaha.
Berdasarkan hasil identifikasi, desa tersebut memiliki potensi bambu, aren, batu, ikan nila, kayu serta wisata gunung Bongkok dan gunung Parang. Usaha yang potensial untuk dikembangkan adalah diversifikasi aren menjadi gula semut, kolang kaling menjadi kerupuk, ikan menjadi abon serta tata kelola sektor pariwisata.
Tahap product dilaksanakan dalam bentuk workshop untuk meningkatkan keterampilan masyarakat dalam melakukan diversifikasi produk. LIPI dipilih sebagai mitra untuk pengembangan produk olahan pada kedua desa dengan didampingi oleh Dinas PMD, sedangkan pengembangan pariwisata dilakukan bersama dengan Kementerian Pariwisata dan Dinas Pariwisata.
Pada tahap marketing, dilaksanakan dengan melibatkan dunia bisnis, Rumah Kreatif Purwakarta dan Dinas Perindagkop dipilih untuk memberikan keterampilan dalam pembuatan kemasan dan branding produk kepada masyarakat, serta bagaimana memanfaatkan saluran pemasaran di era digital saat ini. Dari tahapan ini, masyarakat desa mampu memasarkan produknya secara luas melalui media sosial dan marketplace.
Melalui kegiatan ini masyarakat dan pemda disadarkan bahwa nilai tambah (added value) terhadap komoditas unggulan desa dapat dilakukan dari bahan mentah menjadi bahan olahan. Nilai tambah tersebut otomatis meningkatkan nilai ekonominya. Produksi ini juga membuka lapangan kerja bagi ibu rumah tangga atau pemuda desa untuk membentuk kelompok usaha baru.
Kolaborasi dan inovasi merupakan kunci dalam pembangunan desa yang berkelanjutan, melalui kolaborasi antar aktor, terbukti mampu memberikan perubahan nyata dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Mari bergotong royong membangun desa.
Daftar / Masuk
untuk melihat informasi selengkapnya
- 27 Aug 2024
- Nasional (Lembaga)
- Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi
- Dilihat
- Minat
- Kesepakatan
- Replikasi
Wilayah Instansi & Inovasi
Lembaga Administrasi Negara
Nasional (Lembaga)
Pusat Inovasi Administrasi Negara