PUGaR (Pengembangan Usaha Garam Rakyat)

Berjalan dengan pengembangan
pemberdayaan masyarakat, ekonomi, produksi, garam
Mohamad Zaki Mahasin Cs
SDG's - Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab
Oecd -
RB Tematik - Peningkatan Investasi
RB Tematik - Prioritas Presiden
Penghargaan - TOP 45/2020
Kompetisi -

Kurasi Ringkasan

                      Garam sebagai komoditas strategis dibutuhkan untuk konsumsi rumah tangga dan industri. Kebutuhannya yang terus meningkat setiap tahun, menuntut dilakukannya inovasi yang dapat menjadi terobosan untuk meningkatkan kuantitas produksi, kualitas dan kontinuitas pasokan garam. Sejak 2017, program Pengembangan Usaha Garam Rakyat (PUGaR) yang diinisiasi Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan menambahkan 3 (tiga) layanan inovasi PUGaR berupa integrasi lahan, pembangunan Gudang Garam Nasional (GGN) dan penguatan SDM-Kelembagaan.

Integrasi lahan garam merupakan penyatuan lahan petambak tanpa mengubah batas namun mengubah fungsi dan pengelolaan lahannya sesuai teknis dan tata cara produksi garam yang baik dan benar. Luasannya minimal 15 ha, terdiri atas 4 bagian utama meliputi waduk penampungan (bozem), kolam peminihan I, peminihan II, dan meja kristalisasi. Desain lahan memanfaatkan elevasi dan pengaturan level air agar mengurangi beban pompa, sementara lahan–lahan yang berdekatan dengan laut dijadikan sebagai bozem dan lahan yang berdekatan jalan raya sebagai meja kristalisasi untuk mempermudah proses pengangkutan. Mengaplikasikan geomembran pada meja kristalisasi sebagai lapis kedap air, selain mempercepat kristalisasi juga mengurangi bercampurnya garam dengan tanah, sehingga kandungan pengotornya rendah, meningkatkan produktivitas dari 60 ton/ha menjadi 100-120 ton/ha, dan menghasilkan garam berberkualitas 1 (K1) dengan NaCl 94% atau lebih adbk.

Gudang Garam Nasional 
Produktivitas lahan garam yang meningkat menghasilkan produksi garam dengan jumlah besar sehingga memerlukan tempat penyimpanan yang lebih baik dan berstandar agar garam–garam bahan baku yang disimpan tetap terjaga mutunya. Selain itu, gudang–gudang garam rakyat yang tidak terintegrasi mengakibatkan bervariasinya harga garam di tingkat petambak dan kurangnya kejelasan stok garam di suatu daerah. GGN berdaya tampung 2.000 ton dibangun di berbagai sentra produksi garam, fungsinya selain menampung ribuan ton garam juga akan terintegrasi dengan gudang gudang garam rakyat, sehingga dapat menjadi pusat data garam di daerah. GGN dikelola oleh koperasi garam, yang anggotanya adalah para petambak garam.

Penguatan SDM-Kelembagaan 
Inovasi layanan PUGaR melalui integrasi lahan dan pembangunan GGN, dipadukan dengan inovasi penguatan SDM-kelembagaan melalui institusionalisasi budaya korporasi kepada para petambak garam yang tergabung dalam kelembagaan koperasi, cara pandang mereka dari bekerja sekedar untuk mencukupi kebutuhan menjadi berorientasi ekonomi. Standarisasi sistem dan kepatuhan pada usaha pergaraman mereka menjadi kebutuhan besar yang harus dilaksanakan, oleh sebab itu yang dilakukan dalam inovasi ini adalah dilakukannya pendidikan, pelatihan, sertifikasi kompetensi petambak garam bidang perancangan lahan dan produksi, serta pengembangan koperasi induk agar usaha atau bisnis mereka lebih besar.
                    
        

Daftar / Masuk
untuk melihat informasi selengkapnya

  • Publikasi
  • Provinsi
  • SDG's
  • 18 Oct 2024
  • DKI JAKARTA
  • Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab

0

0

  • Dilihat
  • Minat
  • Kesepakatan
  • Replikasi
  • 576
  • 0
  • 0
  • 9

Wilayah Instansi & Inovasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan

DKI JAKARTA

Direktorat Jasa Kelautan, Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut

Hak Cipta(C)2022 - 2025 Etalase Pelayanan Publik dari Seluruh Daerah di Indonesia | Privacy Policy