Penerapan Sistem Pertukaran Data Elektronik ASEAN Trade In Goods Agreement (SiPakDE-ATIGA)
Berjalan dengan pengembangan
IT, impor, ekspor, layanan pertukaran data elektronik, sistem informasi
Triyono Purwantoko Cs
SDG's - Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, Industri Inovasi dan Infrastruktur
Oecd -
RB Tematik -
Penghargaan - TOP 45/2020
Kompetisi -
Kurasi Ringkasan
Lembaga National Single Window (LNSW) membangun Sistem Pertukaran Data Elektronik (SiPakDE) dalam kerangka ASEAN Trade in Goods Agreement (ATIGA), untuk mendorong pertukaran data secara elektronik. SiPakDE menjadi “jembatan” penghubung antara portal ASEAN Single Window dengan internal sistem yang dimiliki oleh kementerian/lembaga, dalam hal ini DJBC dan Kementerian Perdagangan. Hadirnya inovasi ini memudahkan dalam melakukan kolaborasi untuk membangun ekosistem pertukaran data elektronik antara proses penerbitan dan proses klaim tarif preferensi.
Sebelum penerapan SiPakDE, semua dokumen pelengkap pabean termasuk dokumen Surat Keterangan Asal (SKA), harus dikirimkan dalam bentuk hard copy ke negara importer sebagai bukti dan pelengkap pengeluaran barang dari pelabuhan. Pelaku usaha harus datang langsung ke IPSKA dan DJBC untuk mengurus administrasi dokumen. Petugas layanan juga masih melakukan pemeriksaan formalitas dokumen (antara lain: cetakan, ukuran kertas, specimen tanda tangan). Hal inilah yang kemudian menjadi hambatan perdagangan, antara lain: penambahan biaya administrasi, potensi kerusakan dan pemalsuan dokumen, serta penumpukan barang di pelabuhan.
Sejak diimplementasikan 28 Januari 2018, SiPakDE telah berhasil mempertukarkan sebanyak 246,231 dokumen impor dan 222,628 dokumen ekspor. Pemanfaatan SiPakDE juga berhasil mempercepat proses pengeluaran barang di pelabuhan dengan selisih +/- 1 hari masa tunggu. Waktu pengiriman dokumen juga mengalami kemajuan yang signifikan, dimana jika dokumen dikirimkan secara manual dari Indonesia ke Singapura, akan membutuhkan waktu +/- 19 jam. Sementara secara elektronik hanya membutuhkan waktu 9,75 menit. Selanjutnya, potensi penghematan biaya administrasi untuk proses ekspor dapat mencapai sebanyak 704 miliar rupiah dalam dua tahun, dengan rata-rata penerbitan dokumen elektronik sebanyak 35 lembar/bulan.
Indonesia tergolong paling maju dalam hal pertukaran data sehingga SiPakDE ATIGA menjadi model (benchmark) bagi sistem pertukaran data elektronik di negara lain. Hal ini kemudian dikukuhkan dengan kepemimpinan Indonesia di forum VPT-IT (Virtual Project Team on Information Technology). SiPakDE juga mendorong perubahan proses bisnis di lintas K/L, seluruh rangkaian proses bisnis memiliki SLA yang jelas dan dapat di monitor kapan pun dimana pun melalui fungsi tracking. Transaksi elektronik melalui SiPakDE juga terjamin keamanannya karena memiliki proses enkripsi data untuk memastikan data elektronik hanya dapat diakses oleh pihak yang berkepentingan. Selain itu, data yang dipertukarkan melalui SiPakDE juga sudah sejalan dengan standar internasional yang ditetapkan oleh World Customs Organization.
Program SiPakDE sangat berpotensi untuk di adaptasi pada level negara. Sejauh ini metode SiPakDE telah direplikasi ke pertukaran data elektronik untuk jenis dokumen lain dan dalam ruang lingkup negara diluar ASEAN. SiPakDE ATIGA dengan fitur dashboard nya, dapat menjadi referensi dalam pengambilan kebijakan dalam rangka meningkatkan komoditas ekspor nasional.
Daftar / Masuk
untuk melihat informasi selengkapnya
- 26 Aug 2024
- Nasional (Kementerian)
- Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, Industri Inovasi dan Infrastruktur
- Dilihat
- Minat
- Kesepakatan
- Replikasi
Wilayah Instansi & Inovasi
Kementerian Keuangan
Nasional (Kementerian)
Lembaga National Single Window