MAN de MOTEFA (Madrasah Aliyah Negeri dengan Modified Teaching Factory) menciptakan Madrasah Technopreneur

Berjalan dengan pengembangan
Pendidikan, Madrasah, lapangan kerja
Anita Isdarmini S.Pd, M.Pd
SDG's - Pendidikan Berkualitas
Oecd -
RB Tematik - Peningkatan Investasi
RB Tematik - Prioritas Presiden
Penghargaan - TOP 45/2020
Kompetisi -

Kurasi Ringkasan

                      <p>Model pembelajaran MAN de MOTEFA dirancang untuk membekali peserta didik menjadi entrepreneur dan siap memasuki dunia kerja tanpa meninggalkan karakter Islami. Lulusan SMA/MA dirancang untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Namun data BPS pada februari 2017 menunjukan, angkatan kerja didominasi oleh lulusan SMA yaitu 20,5 juta (16,5%), SMK yaitu 13,3 juta (10,8%), dan sisanya adalah lulusan lainnya. Kondisi serupa juga tergambar di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kulon Progo, Yogyakarta. Berdasarkan data internal tahun 2015-2016, hanya 30% lulusan yang melanjutkan ke perguraan tinggi sedangkan 70% bekerja atau berwiraswasta. Menyikapi kondisi ini, MAN 2 Kulon Progo berupaya untuk mencari solusi untuk mempersiapkan lulusannya memasuki memasuki dunia kerja, Ketika mereka tidak mampu melanjutkan pendidkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi. Solusi yang dipilih adalah dengan memperkuat pembelajaran keterampilan. Di MAN 2 Kulon Prog, pembelajaran keterampilan diberikan selama delapan jam secara tatap muka pada setiap pekan. Berbeda dengan model pembelajaran yang diterapkan MAN lainnya, MAN 2 Kulon Progo megadopsi pembelajaran teaching factory. Model pembelajaran ini dikenal dengan nama MAN de MOTEFA (Madrasah Aliyah Negeri dengan Modified Teaching Factory) Model pembelajaran ini dirancang untuk membekali peserta didik menjadi entrepreuner dan mampu bekerja di industri dengan tidak melupakan karakter Islami. MAN 2 Kulon Progo mulai menerapkan model inovasi pada tahun 2018. Inovasi ini juga terus diperbarui melalui pengembangan kurikulum, diklat, penambahan sarana prasaran serta menambah akses masyarakat pengguna. pembelajaran dengan menggunakan modified teaching factory memadukan soft skill dan hard skill. Soft skill dikembangkan untuk membentuk akhlak mulia melalui pembiasaan praktik ibadah, seperti dzikir, hafalan Alquran, salat berjamaah kajian bakda dzuhur, serta pembiasaan senyum, sapa, salaman, sopan dan santun. sedangkan hard skill dikembangkan melalui program keterampilan dengan menerapkan teching factory berbasis teknologi, melalui pembinaan kewirausahaan, kunjungan industri, praktik kerja industri, pemagangan di industri rumah tangga maupun BLK/BLPT dan / praktik unit produksi seperti pengelolaan usaha mandiri. Melalui penerapan model pembelajaran ini setiap peserta didik memperoleh keterampilan untuk menghasilkan produk yang berkualita. Selain itu penerapan inovasi ini juga menjadi alat untuk memperkuat MAN dalam mempersiapkan peserta didik untuk memasuki dunia kerja atau bahkan mampu menciptakan lapangan pekerjaan (wirausaha). Penerapan model pembelajaran ini juga menjadi daya tarik bagi calon peserta didik MAN. Inovasi ini terbilang efektif, efisien, ekonomis, dan dapat berkolaborasi dengan dunia usaha. MAN de MOTEFA diharapkan mampu menjawab kebutuhan lulusan madrasah yang tidak hanya siap memasuki kuliah tetapi juga siap memasuki dunia kerja atau bahkan berwirausaha.</p>
                    
        

Daftar / Masuk
untuk melihat informasi selengkapnya

  • Publikasi
  • Provinsi
  • SDG's
  • 20 Dec 2024
  • Nasional (Kementerian)
  • Pendidikan Berkualitas

0

0

  • Dilihat
  • Minat
  • Kesepakatan
  • Replikasi
  • 130
  • 0
  • 0
  • 0

Wilayah Instansi & Inovasi

Kementerian Agama

Nasional (Kementerian)

Kantor Wilayah Kementerian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta

Hak Cipta(C)2022 - 2025 Etalase Pelayanan Publik dari Seluruh Daerah di Indonesia | Privacy Policy