Kurasi Ringkasan

                      Angka pernikahan usia anak tahun 2012 Kecamatan Gedangsari tinggi. Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) juga tinggi. Stunting Puskesmas Gedangsari tahun 2017 sebanyak 37,16%. Angka WHO tidak lebih dari 20%. Faktor pencetus stunting adalah masalah gizi kurang yang dapat diakibatkan oleh status gizi saat lahir. Salah satu faktor penyebabnya adalah bayi lahir dari ibu yang masih muda (dibawah 19 tahun), yang secara langsung menyebabkan BBLR. Kehamilan remaja secara tidak langsung menjadi penyebab kejadian stunting. Saat ini stunting menjadi prioritas kebijakan kesehatan nasional. Upaya yang sudah dilakukan untuk memutus rantai permasalahan yang ada di antaranya adalah: kerja sama lintas sektor (MOU) untuk menekan angka perkawinan usia anak, peer conseloor PKPR, klinik konsultasi kesehatan remaja, Gedangsari Award, kampanye melalui lagu “Ayunda Si Menik” (Ayo Tunda Usia Menikah), membuat gerakan “Sego Ceting” (Semangat gotong Royong Cegah Stunting) berupa: penanaman pohon Kelor sebagai sumber gizi keluarga, pelatihan Pembuatan Makanan Bayi dan Anak, pembentukan Satgas 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan), infaq telur, pembentukan posyandu remaja, dll. 
Setelah dilakukan upaya bersama, dengan sungguh-sungguh dan berkelanjutan memberi dampak yang signifikan. Angka pernikahan usia anak tahun 2016 mencapai 0 (nol), persalinan remaja turun (10), kasus BBLR turun (5), dan angka stunting tahun 2018 turun menjadi 21,31%. Harapannya rantai masalah yang komplek ini bisa diputus dengan upaya optimal saat ini, dan berhasil mengawal generasi bangsa mendatang yang lebih berkualitas.
                    
        

Daftar / Masuk
untuk melihat informasi selengkapnya