Kelola Sampah Hasilkan Berkah
Berjalan
pengelolaan sampah, timbulan sampah, TPA, pirolisis, kompos, gas metan, sampah jadi berkah
Dra. NURUL AZIZAH, MM Cs
SDG's - Air Bersih dan Sanitasi Layak
Oecd -
RB Tematik -
RB Tematik - Prioritas Presiden
Penghargaan - Top 35/2016
Kompetisi -
Kurasi Ringkasan
Gaya dan pola hidup masyarakat Bojonegoro sedang berubah dari tradisional menjadi pola hidup modern. Perubahan mencolok tersebut dibarengi dengan pembangunan fasilitas yang meningkat signifikan, seperti pasar modern, mall, dan swalayan. Dampak negatif perubahan gaya hidup ini adalah masalah persampahan. Penanganan residu sampah belum ditangani secara maksimal, karena baru ada satu Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Desa Banjarsariseluas 4,75 ha di Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro. Lokasi TPA jauh sehingga tidak bisa menampung sampah dari seluruh wilayah Kabupaten Bojonegoro. Sangat banyak sampah yang belum tertangani secara baik. Apabila hal ini terus berjalan, akan memberikan dampak polusi lingkungan hidup dan masalah kesehatan. Sampah dari 1,45 juta pen duduk belum tertangani dengan baik, pemilahan sampah rumah tangga belum berjalan baik, Tempat Pembuangan Sementara (TPS) belum banyak tersedia, dan tata kelola TPA belum sesuai standar sehingga menimbulkan keluhan masyarakat.
Saat itu Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kabupaten Bojonegoro menerapkan sistem sanitary landfill pada TPA Banjarsari men jadi Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) dengan menerapkan 3R (reduce, reuse, recycle) berbasis masyarakat di lingkungan permukiman. Inovasi “Kelola Sampah Hasilkan Berkah” diyakini memperpanjang usia TPA, mengubah sampah dari masalah jadi berkah, dan memberi kemanfaatan. Diharapkan terjadi perubahan pola pikir dan budaya kerja masyarakat dari “sampah sebagai masalah menjadi sampah membawa berkah.” Strategi inovasi meliputi pem berdayaan Pemulung di TPA Banjarsari melalui Aksi Pulung (Pemulung Ulung), Bank Sampah Patrol (21 binaan), pemanfaatan gas methane, penggunaan reaktor pirolisis mengubah sampah plastik menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM), produksi pupuk Kombo (Kompos Bojonegoro), dan menjadikan TPA Banjar sari Bojonegoro sebagai TPA Wisata Edukasi bagi masyarakat umum dan pelajar.
Sebelum ada inovasi, tidak terjadi pemilahan sampah, dan sampah yang dibuang ke TPA Banjarsari makin banyak. Setelah ada inovasi, sebagian sampah telah dimanfaatkan, bau busuk di TPA berkurang, pendapatan pemulung meningkat, dan terbentuknya Bank Sampah. Setelah ada inovasi, kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah meningkat, pemilahan sampah rumah tangga mengurangi timbulan sampah, TPA sanitary landfill dan wisata edukasi bersih dan nyaman, pemanfaatan gas methane, komitmen pemda dan pemangku kepentingan meningkat, meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan TPA Banjarsari menjadi rujukan pengelolaan sampah.
Manfaat inovasi meliputi sistem sanitary landfill mengurangi bau dan pencemaran, produk Kombo untuk pupuk dengan harga murah, pemberdayaan bank sampah, meningkatnya Usaha Kecil dan Mikro (UKMK), penggunaan gas methane gratis di sekitar TPA, reaktor pirolisis/mesin pengolah plastik men jadi BBM alternatif, pelatihan dan pemberdayaan pemulung, TPA menjadi wisata edukasi, dan jumlah taman kota bertambah .
Perubahan pola pikir dan budaya kerja masyarakat tentang pengelolaan sampah sangat tepat dan Inovasi “Kelola Sampah Hasilkan Berkah” terbukti ampuh.
Daftar / Masuk
untuk melihat informasi selengkapnya
- 04 Jul 2024
- JAWA TIMUR
- Air Bersih dan Sanitasi Layak
- Dilihat
- Minat
- Kesepakatan
- Replikasi
Wilayah Instansi & Inovasi
Pemerintah Kabupaten Bojonegoro
JAWA TIMUR
Dinas Lingkungan Hidup