Kurasi Ringkasan

Dasar Pendirian Sekolah Indonesia Terbuka Johor Bahru

Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Johor Bahru memiliki 4 Negeri wilayah kerja (wilker) yang terdiri dari Johor, Malaka, Negeri Sembilan dan Pahang. KJRI Johor Bahru hadir dalam memberikan perlindungan dan pelayanan kepada Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang berada di wilker tersebut. PMI yang berkerja memiliki visa Pas Lawatan Kerja Sementara (PLKS) dengan ketentuan pemegang visa PLKS tidak boleh berkeluarga dengan sesama pemegang visa PLKS, memiliki anak dan hidup bersama di Malaysia. Apabila hal itu terjadi maka anak dari PMI tersebut illegal dan tidak memiliki berbagai akses kehidupan salah satunya akses pendidikan di Malaysia.

Inisiasiator pendirian akses pendidikan adalah Konsul Jenderal Republik Indonesia, Taufiqur Rijal. Lini masa pendirian berawal pada 2014 survei Penerangan Sosial dan Budaya (Pensosbud) KJRI Johor Bahru mendata terdapat 216 anak Indonesia usia sekolah yang tidak mengenyam pendidikan. Langkah awal menginisiasi pembentukan Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) Cahaya yang dilaksanakan di Wisma Indonesia dengan bantuan pengajar dari Dharma Wanita Persatuan (DWP) KJRI Johor Bahru. Selanjutnya, pada 5 Januari 2014 dimulai dengan Sekolah Indonesia Terbuka (SIT) Johor Bahru dengan 3 pendidik dan 7 peserta didik yang kemudian bertambah secara ekponensial. Kemudian berganti nama menjadi Sekolah Indonesia Johor Bahru (SIJB) melaksanakan di bangunan semi ‘kontainer’ (semi permanen), selanjutnya lokasi berpindah di Temporary Building dan pada 1 Agustus 2022 berpindah di gedung baru dalam area gedung KJRI Johor Bahru.

Proses pergantian nama dari pelayanan pendidikan berganti mengikuti perjalanan waktu. Semula bernama SITJB berganti SIJB hingga kini bernama Community Learning Center (CLC) Johor Bahru, merupakan filial dari Sekolah Indonesia Kuala Lumpur yang dipimpin oleh Plh. Kepala Sekolah Indonesia Johor Bahru sekaligus Pelaksana Fungsi Pensosbud, Erry Kananga, berada di wilayah KJRI Johor Bahru yang dipimpin oleh Konsul Jenderal Republik Indonesia Sigit S. Widiyanto, dan dalam naungan Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur, Prof. Dr. Muhammad Firdaus, SP, MSi.

Bentuk layanan yang diberikan ialah jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP), yang selanjutnya akan diarahkan pulang ke Indonesia dalam melanjutkan pendidikan jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) / Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Dukungan KJRI Johor Bahru tidak hanya memberikan akses pendidikan tetapi juga memperhatikan keberlanjutan pendidikan di Indonesia, dengan bekerja sama dengan Atdikbud KBRI Kuala Lumpur serta Universitas di Indonesia, para peserta didik (pesdik) mendapatkan beasiswa SMA/SMK hingga asrama tinggal. KJRI Johor Bahru berharap para pesdik dapat menempuh hingga pendidikan tinggi, bekerja sesuai minat dan bakat hingga akhirnya membawa keluarganya kembali ke Indonesia.

Saat ini proses pendidikan yang berlangsung tidak hanya di CLC Johor Bahru, tetapi berkembang di CLC Muar, CLC Bahau, CLC Jelebu, CLC Ladang Kosma dan CLC Kuantan. Hal ini sejalan dengan informasi yang kuat di sosial media sehingga terdapat CLC yang berada di Nilai ditutup. Informasi ini pun diketahui oleh Aparat Pemerintah Malaysia, namun begitu proses pembelajaran masih dijalankan dengan tidak mengangkat ke media sosial, sehingga pada 2024 akun media sosial SIJB/CLC Johor Bahru sudah tidak mengunggah informasi kegiatan belajar mengajar, begitupun CLC yang berada di wilker KJRI Johor Bahru. Diplomasi KJRI Johor Bahru hingga kini melakukan pendekatan terhadap Aparat Pemerintah Malaysia, khususnya yang berada dalam wilker KJRI Johor Bahru

Daftar / Masuk
untuk melihat informasi selengkapnya