“TEROPONG JIWA” (Terapi Okupasi dan Pemberdayaan Orang Dengan Gangguan Jiwa)

Berjalan
kesehatan, pemberdayaan masyarakat
drg Ai Nurul Hidayat cs
SDG's - Kehidupan Sehat dan Sejahtera
Oecd -
RB Tematik -
RB Tematik - Prioritas Presiden
Penghargaan - Top 99/2020
Kompetisi -

Kurasi Ringkasan

                      I novasi teropong jiwa menekankan penanganan ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) secara komperhensif. Data Puskesmas Gitik tahun 2012 sampai 2016 terdapat 54 kasus ODGJ di antaranya pemasungan 7 kasus, kekambuhan 31 kasus, dirujuk 13 kasus, perceraian 3 kasus. Umumnya para ODGJ sangat tergantung pada keluarga. Ironisnya, mereka terkadang mengancam nyawa orang lain, tidak sedikit pula yang menjadi gelandangan di pinggir jalan.
Penanganan rehabilitasi yang tidak efisien sangat membebani anggaran pemerintah. Pengobatan medis seumur hidup pun tidak menjamin penyelesaian masalah ODGJ. Kurangnya kegiatan kerap mengakibatkan ODGJ melamun, hal ini dapat memicu halusinasi dan memicu kekambuhan. Teropong jiwa yang di launching Bupati Banyuwangi pada 2017 merupakan gebrakan amputasi masalah tersebut. Inovasi ini merupakan Perjanjian Kerja Sama “Siji Ati”(satu hati) yang melibatkan pengusaha asuh dan keluarga asuh. Ini menjadi salah satu keunikan dari inovasi ini. Melalui wadah Poli Kesat (Kembali Sehat) ODGJ dilatih keterampilan sebelum mereka diberdayakan.
Banyak unsur yang terlibat dalam inovasi ini, di antaranya pejabat Formika, tokoh agama, tokoh masyarakat dan UMKM. Inovasi ini diperkuat dengan SK Camat tentang Teropong Jiwa. Pelaksanaan ditekankan pada ODGJ yang stabil atau ‘waras” dua kali dalam satu bulan. Awalnya membentuk tim kesat. Tim ini bertugas melatih ODGJ membuat gelang, piring, tas, berhias, spiritual dan bernyanyi menari.
Pada pandemi korona ini mereka dilatih membuat masker dan face shield untuk dipasarkan di kantin Puskesmas serta daring (lapak kesat). Untuk memasarkan kesenian para ODGJ dibuatkan chanel youtube (Damar Kawitan).
Rangsangan berupa keterampilan kreatif ini bertujuan untuk mengembalikan akal sehat dan semangat kerja para ODGJ. Setelah mereka terampil, maka pengusaha asuh dan keluarga asuh siap memperdayakannya, termasuk membuat berbagai produk di antaranya, kue, tahu, keripik dan sektor pertanian. Saat ini sudah ada lima pengusaha asuh (UMKM ) dan 8 keluarga asuh. Para ODGJ yang terlibat kegiatan ini rata rata menerima penghasilan antara Rp500 ribu sampai dengan Rp 1 juta.
Penerapan inovasi ini menampakkan hasil. Di antaranya jumlah ODGJ produktif meningkat menjadi 33 di tahun 2019. Selain itu, jumlah kasus kekambuhan, pemasungan, rujukan menunjukkan angka nihil, terdapat 8 ODGJ mandiri kerja di pabrik, 4 ODGJ menikah. Inovasi ini juga dapat mencegah perceraian antar pasangan ODGJ. Inovasi ini telah direplikasi oleh Puskesmas Banyuwangi dan di kunjungi kabupaten lain, Monitoring evaluasi dilakukan setiap tahun oleh dinas kesehatan dan evaluasi lewat WA group setiap harinya serta tersedia akses komunikasi call center 08224447480.
                    
        

Daftar / Masuk
untuk melihat informasi selengkapnya

  • Publikasi
  • Provinsi
  • SDG's
  • 13 Sep 2024
  • JAWA TIMUR
  • Kehidupan Sehat dan Sejahtera

0

0

  • Dilihat
  • Minat
  • Kesepakatan
  • Replikasi
  • 166
  • 0
  • 0
  • 3

Wilayah Instansi & Inovasi

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

JAWA TIMUR

UPTD Puskesmas Gitik Dinas Kesehatan

Hak Cipta(C)2022 - 2025 Etalase Pelayanan Publik dari Seluruh Daerah di Indonesia | Privacy Policy