Cegah Si Manis yang Berujung Kronis

Berjalan dengan pengembangan
Kesehatan, Diabetes, Rumah Sakit
dr. Amanda Trixie Hardigaloeh, Sp.PD-KEMD Cs
SDG's - Kehidupan Sehat dan Sejahtera
Oecd -
RB Tematik -
Penghargaan - Top 99/2019
Kompetisi -

Kurasi Ringkasan

                      Apa yang akan terjadi pada 10-20 tahun mendatang ? Indonesia akan memasuki population ageing. Terjadi peningkatan usia harapan hidup masyarakat, dari usia 67,8 tahun pada tahun 2000-2005 menjadi 73,7 tahun pada tahun 2020-2025. Dampaknya adalah meningkatnya angka kesakitan salah satu penyakit degeneratif, yaitu Diabetes Melitus atau Kencing Manis. Tingginya angka kesakitan ini juga disebabkan karena era modernisasi, banyaknya makanan siap saji dan pola hidup sedentary. 
Hal ini dialami oleh seluruh kawasan dunia. Data International Diabetes Foundation tahun 2015 menunjukkan bahwa satu dari 11 orang dewasa ternyata mengidap penyakit ini. Belum lagi implikasi dari ibu hamil dengan kencing manis yang akan melahirkan generasi masa depan yang berisiko kesehatannya. Indonesia, pada tahun 2015 adalah negara Asia ketiga yang masuk dalam top 10 negara terbanyak penderita kencing manis. Rangking itu diperkirakan akan naik pada tahun 2040. Kalimantan Barat, menurut data riskesdas 2007, merupakan provinsi dengan angka kesakitan kencing manis tertinggi di Indonesia dan angka tersebut meningkat pada tahun 2018.
Di RS Kota Pontianak, angka kunjungan pasien kencing manis pun meningkat pada tahun 2017, yaitu sebesar 31,4% pasien dari seluruh pasien di poli penyakit dalam kencing manis adalah penyakit kronik yang tidak bisa sembuh namun bisa dikontrol. Komplikasi makrovaskular seperti serangan jantung atau stroke maupun mikrovaskular seperti kesemutan, penyakit ginjal kronik, gangguan ereksi dan kebutaan sangat menghantui kita dan sangat memakan biaya. Sementara angka keberhasilan pengobatan pasien sangat bergantung pada pemahaman dan kemandiriannya. Oleh karena itu, kami memulai mimpi kami dengan menciptakan suatu pelayanan integrasi kencing manis pertama dan satu-satunya di Kalimantan Barat yang dapat mencakup 5 pilar pengobatan, yaitu edukasi, diet, olahraga, obat dan pemeriksaan gula darah mandiri. Keunggulan klinik ini adalah edukator yang sudah tersertifikasi, kurikulum yang tersusun baik, metoda edukasi yang tidak monoton, hingga media komunikasi yang terarah dalam bentuk WhatsApp Grup. Kami juga mulai merintis pelayanan yang terintegrasi dengan sistem rekam medik elektronik, bidang-bidang lain yang terkait, misalnya bidang kedokteran olahraga serta kerja sama dengan seluruh puskesmas kota Pontianak, unit PKRS RSUD serta berbagai elemen berupa program sahabat diabetes yang berupa SMS dan telepon ke Call Center bebas pulsa serta program pemantauan gula darah mandiri dengan menggunakan glukometer. Data evaluasi klinik kami berupa penurunan angka HbA1c yang mencerminkan terkontrolnya gula darah pasien. Kami berharap pelayanan ini dapat semakin berkembang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Pontianak.
                    
        

Daftar / Masuk
untuk melihat informasi selengkapnya

  • Publikasi
  • Provinsi
  • SDG's
  • 25 May 2024
  • KALIMANTAN BARAT
  • Kehidupan Sehat dan Sejahtera

0

0

  • Dilihat
  • Minat
  • Kesepakatan
  • Replikasi
  • 99
  • 0
  • 0
  • 0

Wilayah Instansi & Inovasi

Pemerintah Kota Pontianak

KALIMANTAN BARAT

RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie

Hak Cipta(C)2022 - 2025 Etalase Pelayanan Publik dari Seluruh Daerah di Indonesia | Privacy Policy