HAPE SI DIA RAGA POKTAN (Peningkatan Pemahaman Petani Melakukan Seleksi Benih Padi Melalui Penggunaan Larutan Garam Bagi Kelompok Tani Karya Maju Di Desa Plalangan Kecamatan Sumbermalang Kabupaten Situbondo)
pertanian
Super Admin
SDG's -
Oecd -
RB Tematik -
RB Tematik - Prioritas Presiden
Penghargaan -
Kompetisi -
Kurasi Ringkasan
Menurut Peraturan Menteri Pertanian nomor 52 tahun 2009 tentang Metode Penyuluhan Pertanian, metode penyuluhan pertanian adalah cara atau teknik penyampaian materi penyuluhan oleh penyuluh pertanian kepada pelaku utama dan pelaku usaha agar mereka tahu, mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodolan, sumberdaya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Pemerintah telah menyusun metode-metode dalam menyampaikan teknologi-teknologi pertanian, seperti pada Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 52/Permentan/OT.140/12/2009 tentang Metode Penyuluhan Pertanian. Peraturan menteri (Permen) pertanian tersebut telah disusun kementerian pertanian dengan menimbang dari peraturan-peraturan yang sebelumnya pernah dibuat oleh pemerintah seperti Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. Permen tersebut berisikan metode-metode yang dapat memandu penyuluh pertanian, seperti teknik komunikasi, metode jumlah sasaran dan metode indera penerima dari sasaran (Wiriatmadja 1990). Metode-metode tersebut dapat terbagi lagi menjadi beberapa metode. Penggunaan metode-metode tersebut dapat didasarkan berbagai pertimbangan yang terjadi dilapangan (Kemenpan 2009).
Desa Plalangan memiliki 3 kelompok tani antara lain kelompok tani karya maju, sumberagung, dan joko tole serta 1 gapoktan yang bernama tani Maju. Luas lahan desa Plalangan adalah 589,91 Ha diantaranya luas sawah 92,67 Ha, luas tegal 434,69 Ha, dan pekarangan 62,55 Ha.
Padi (Oryza sativa L) merupakan salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban manusia. Padi sudah dikenal sebagai tanaman pangan sejak jaman prasejarah. Pada saat ini produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia setelah jagung dan gandum (Purnamaningsih, 2006).
Dalam budidaya tanaman padi tahap yang paling penting adalah penggunaan benih padi yang berkualitas baik diantaranya benih yang seragam, bebas dari kontaminasi jamur dan penyakit. Penggunaan benih padi yang berkualitas baik dalam proses penyemaian akan menetukan kualitas bibit padi yang akan di tanam. Selain itu juga mempengaruhi tumbuh kembang tanaman padi serta produktivitas tanaman padi.
Sekarang ini masih terdapat sebagian petani yang masih beranggapan bahwa benih padi yang di peroleh dari toko pertanian sudah berkualitas baik karena sudah memiliki label, padahal adanya label benih bukan menjadi acuan dalam penentuan kualitas benih. Benih bermutu adalah benih dengan tingkat kemurnian dan daya tumbuh yang tinggi, berukuran penuh dan seragam, daya kecambah diatas 80 %, bebas dari biji gulma, penyakit dan hama atau bahan lain (Syahruni, 2019).
Pada kegiatan budidaya, langkah awal yang perlu dilakukan yaitu persiapan benih. Selain penggunaan benih unggul dan bersertifikat, tahapan lainnya yang perlu dilakukan adalah seleksi benih. Seleksi benih sangat penting dilakukan karena seringkali petani dihadapkan pada permasalahan kualitas benih yang kurang baik (banyak terdapat benih hampa/tidak utuh/kotoran) walaupun benih tersebut merupakan benih berlabel yang dibeli dari kios. Selain itu masih dijumpai petani yang tidak melakukan seleksi benih pada saat akan melakukan penyemaian benih padi di lapangan. Sehingga perlu dilakukan penyuluhan kepada petani tentang pentingnya seleksi benih dengan menggunakan larutan garam untuk memperoleh benih dengan kualitas yang baik.
Seleksi benih padi menggunakan larutan garam bertujuan untuk mendapatkan benih yang utuh dan berukuran seragam, sehingga diharapkan saat ditanam akan menghasilkan tanaman yang sehat, pertumbuhan seragam, serta lebih tahan terhadap serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) (Delly Hos Kapilla, 2019).
Berdasarkan uraian diatas maka kebaruan inovasi ini yaitu dengan menggunakan larutan garam sebagai media untuk melakukan seleksi benih padi dapat menghasilkan benih yang berkualitas baik serta dapat menghasilkan tanaman padi dengan produksi yang optimal.
Daftar / Masuk
untuk melihat informasi selengkapnya
- Dilihat
- Minat
- Kesepakatan
- Replikasi
Wilayah Instansi & Inovasi
Pemerintah Kabupaten situbondo
Jawa Timur
DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN