GOTIK (Gerakan Zero Jentik)

Berjalan
kesehatan
Dewi Qomariyah, S.KM cs
SDG's - Kehidupan Sehat dan Sejahtera
Oecd -
RB Tematik -
Penghargaan - INNOVATIVE GOVERNMENT AWARD 2022
Kompetisi -

Kurasi Ringkasan

                      I. Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu pondasi penting bagi kemajuan bangsa. Pembangunan kesehatan merupakan pembangunan menyeluruh yang meliputi individu dan masyarakat baik dari segi pelayanan maupun dari segi program pembangunan kesehatan. Berbagai perbaikan pelayanan kesehatan semakin gencar dilakukan. Kerjasama yang baik antara instansi terkait dapat mendukung penyelenggaraan kesehatan di Indonesia. 
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Fungsi Puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, dan pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama. Fokus utama Puskesmas adalah preventif dan promotif kesehatan tanpa mengesampingkan kuratif dan rehabilitatif, sehingga Puskesmas memiliki tanggung jawab penuh untuk membuat masyarakat sadar, mau, dan mampu meningkatkan derajat kesehatannya. Puskesmas mempunyai enam upaya kesehatan wajib yang harus dilaksanakan yaitu Promosi Kesehatan, Upaya Penyehatan Lingkungan, Upaya Perbaikan Gizi, Kesehatan Ibu dan Anak termasuk Keluarga Berencana, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular, dan Upaya Pengobatan
Surveilans merupakan proses pengumpulan, pengolahan, analisis, hingga interpretasi data yang dilakukan secara sitematis dan terus menerus serta melakukan penyebaran informasi sebagai pertimbangan pengambilan keputusan atau kebijakan 
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan yang ditemukan di daerah tropis dan subtropis, terutama di daerah perkotaan. Di Indonesia, DBD telah menjadi masalah kesehatan masyarakat selama 30 tahun terakhir dan pada saat ini, kasus DBD dapat ditemukan di seluruh provinsi di Indonesia dan 200 kota telah melaporkan Kejadian Luar Biasa DBD (Depkes RI, 2008). Masyarakat diminta untuk tetap waspada terhadap penyakit DBD mengingat setiap tahun kejadian penyakit demam berdarah dengue di Indonesia cenderung meningkat pada pertengahan musim penghujan sekitar Januari, dan cenderung turun pada Februari hingga ke penghujung tahun.
Angka Bebas Jentik (ABJ) merupakan proporsi jumlah rumah negatif jentik dengan jumlah rumah terperiksa. Semakin rendah ABJ memperlihatkan semakin besarnya kemungkinan penularan DBD di lokasi survei mengingat radius penularan DBD adalah 100 meter dari tempat penderita. Menurut Standar Pelayanan Minimal (SPM), nilai ABJ minimal untuk membatasi penyebaran DBD adalah 95%. (Depkes, 2007).
Target yang ditetapkan Kementerian Kesehatan yaitu sebesar ≥95%. Angka Bebas Jentik (ABJ) ini diperoleh dari jumlah penderita di wilayah tersebut, kemudian dibagi jumlah penderita total dan dikalikan angka 100% yang menghasilkan nilai Angka Bebas Jentik (ABJ). Apabila nilai ABJ tinggi, itu berarti jumlah penderita di wilayah tersebut sedikit dan menunjukkan di wilayah itu merupakan wilayah yang sehat. Oleh karena itu, untuk meningkatkan nilai ABJ perlu dilakukan peningkatan kesadaran masyarkat setempat untuk menguras container air seeperti bak mandi, tendon air, tempat minum air, dan lain-lain yang masih rendah. Sehingga, diperlukan upaya optimal dalam mendampingi dan memberdayakan masyarakat untuk mau membersihkan lingkungan dari perkembangbiakan jentik nyamuk.
                    
        

Daftar / Masuk
untuk melihat informasi selengkapnya

  • Publikasi
  • Provinsi
  • SDG's
  • 18 Oct 2024
  • JAWA TIMUR
  • Kehidupan Sehat dan Sejahtera

0

0

  • Dilihat
  • Minat
  • Kesepakatan
  • Replikasi
  • 630
  • 0
  • 0
  • 0

Wilayah Instansi & Inovasi

UPT Puskesmas Bandaran

JAWA TIMUR

Dinas Kesehatan

Hak Cipta(C)2022 - 2025 Etalase Pelayanan Publik dari Seluruh Daerah di Indonesia | Privacy Policy