MANAJEMEN KESEHATAN MENSTRUASI (MAKASI)

Berjalan
pendidikan
Ria Noviana
SDG's - Kehidupan Sehat dan Sejahtera, Pendidikan Berkualitas
Oecd -
RB Tematik - Peningkatan Investasi
RB Tematik - Prioritas Presiden
Penghargaan - INNOVATIVE GOVERNMENT AWARD 2022
Kompetisi -

Kurasi Ringkasan

                      Permenkes RI No.61 Tahun 2014 tentang kesehatan reproduksi, bahwa kesehatan Reproduksi adalah keadaan sehat secarafisik, mental, dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi. Pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang ditujukan kepada remaja dalam rangka menjaga kesehatan reproduksi. Pemerintah bertanggung jawab dalam penyediaan sarana pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau serta obat dan alat kesehatan yang menunjang pelayanan kesehatan reproduksi. Untuk mempercepat pembangunan daerah, beberapa inovasi di rancang di segala bidang, salah satunya dalam bidang pendidikan. 
Merujuk dari pernyataan diatas, maka SDN 18 Ampenan melakukan sebuah inovasi untuk menciptakan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau serta melengkapi penyediaan obat-obatan dan alat kesehatan yang menunjang kesehatan reproduksi untuk siswa di SDN 18 Ampenan. Inovasi yang dilakukan oleh SDN 18 Ampenan didasari oleh permasalahan pokok yaitu "Bagaimana cara menumbuhkan kesadaran siswa terhadap peningkatan pengetahuan, sikap, praktik, dan kemampuan menangani masalah MKM (Manajemen Kebersihan Menstruasi)?
Beberapa permasalahan lain yang juga mendasari pelaksanaan inovasi ini yaitu: 
1.  Adanya keluhan dari masyarakat di sekitar sekolah karena adanya sampah pembalut yang berserakan, yang dikarenakan adanya pembalut yang dibuang di samping sekolah dan/ atau di rumah tetangga sekolah .
2. Kurangnya kesiapan siswa untuk menghadapi masa menstruasi. 
3. Beberapa siswa tidak mengikuti pembelajaran pada saat siswa mengalami menstruasi dikarenakan harus pulang untuk mengganti pembalut dan adanya bullying dari teman-temannya. 
4.  Rendahnya sarana sanitasi yang layak di sekolah, minimnya akses informasi mengenai cara mengelola kebersihan menstruasi secara baik dan benar, dan terbatasnya pengetahuan guru tentang MKM. 
5.  Kurangnya Akses menggunakan pembalut yang bersih, dapat diganti sesering mungkin selama periode menstruasi, dan memiliki akses untuk pembuangannya, serta dapat mengakses toilet, sabun, dan air untuk membersihkan diri dalam kondisi nyaman dengan privasi yang terjaga
Pada awalnya, untuk mengatasi permasalahan ini, guru-guru SDN 18 Ampenan melakukan himbauan kepada siswa agar tidak mebuang sampah pembalut sembarangan lagi. Namun, upaya ini tidak cukup untuk mengatasi semua permasalahan yang ada. Sehingga perlu adanya terobosan-terobosan baru untuk mengatasi semua permasalahan tersebut. Upaya yang dilakukan yaitu dengan membentuk kerjasama dengan Puskesmas Dayan Peken Ampenan dan Winner Plan dalam gerakan MKM (Manajemen Kebersihan Menstruasi) dan Sanitasi. Beberapa tahapan yang dilakukan dalam program peningkatan kebersihan dan kesehatan menstruasi ini yaitu: 

Melakukan kerjasama dengan PT. Winner Plan dan Puskesmas Dayan Peken untuk melakukan penyuluhan tentang kesehatan menstruasi.

Pada tahap ini para penyuluh memberikan penjelasan tentang: 
a. Bagaimana menjaga kebersihan menstruasi agar tidak mengganggu kenyamanan belajar pada saat menstruasi. Pada saat perempuan menstruasi, Pembalut yang baik untuk digunakan yaitu pembalut yang dipakai ulang biasanya terbuat dari kain, bisa dicuci, dan dapat digunakan kembali. Pembalut harus diganti secara regular, maksimal sekali setiap 4 jam, walapun darah yang keluar hanya sedikit. Seringkali anak menunggu sampai darah penuh dalam pembalut atau sampai 6 jam atau lebih, hal ini dapat menyebabkan infeksi saluran reproduksi, saluran kencing, dan iritasi kulit. Selain itu yang harus selalu diperhatikan adalah mencuci tangan pakai sabun sebelum dan sesudah melakukan kegiatan.
b. Cara membuang pembalut supaya tidak menularkan penyakit, harus dibungkus. Kalau pembalut banyak darahnya lebih baik dicuci dulu dengan air mengalir, baru dibungkus dan dibuang. Pada saat membuang pembalut harus dipisahkan dengan sampah rumah tangga.

Membuat rancangan anggaran untuk pembangunan Kamar mandi khusus ABK dan rehab kamar mandi siswa dan penyediaan sarana dan prasarana yang layak untuk menunjang kesehatan dan kebersihan menstruasi siswa.
Melakukan kerjasama dengan masyarakat untuk membuat pembalut ramah lingkungan dengan memanfaatkan bahan baju yang sudah tidakterpakai atau kain, yang kemudian di jahit dan dibentuk menjadi pembalut.

Pihak sekolah melakukan kerjasama dengan Kepala Lingkungan Telaga Mas Bintaro Ampenan untuk memilih warga masyarakat yang memiliki keahlian dalam menjahit dan kemudian diberdayakan untuk membuat Pembalut ramah lingkungan yang berbahan dasar pakaian bekas dan sisa-sisa kain yang tidak digunakan dan atau menggunakan kain khusus yang dapat cepat menyerap dan nyaman untuk digunakan sebagai pembalut. Selanjutnya, pihak sekolah membeli pembalut hasil karya masyarakat sehingga menjadi persediaan di sekolah. Sekolah juga menyediakan sarana dan prasarana yang memadai yaitu, tempat mengganti pembalut di lengkapi dengan minyak kayu putih dan obat-obatan lainnya untuk mengurangi rasa sakit akibat PMS serta tempat sampah untuk membuang bekas pembalut sekali pakai. 
Pada akhirnya, siswa yang mengalami menstruasi tidak harus pulang hanya untuk mengganti pembalut dan tetap merasa nyaman berada di sekolah selama proses pembelajaran berlangsung. Kebersihan dan kenyamanan sekolah merupakan poin utama yang harus diperhatikan oleh semua warga sekolah, terutama kebersihan siswa untuk mengikuti pembelajaran.
Kerjasama Bersama Puskesmas dan Winner plan telah menunjukkan hasil yang sangat baik bagi warga sekolah khsusnya siswi SDN 18 Ampenan. Tidak hanya itu, kegiatan ini juga melibatkan masyarakat setempat untuk mendukung terwujudnya inovasi daerah kota Mataram dalam meningkatkan UKM daerah. Dengan adanya kerjasama ini, Kepala SDN 18 Ampenan dan Tim meminta warga untuk membuat pembalut yang ramah lingkungan. Pembuatan pembalut ramah lingkungan ini memperoleh sambutan yang positif dan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat.
                    
        

Daftar / Masuk
untuk melihat informasi selengkapnya

  • Publikasi
  • Provinsi
  • SDG's
  • 19 Sep 2024
  • NUSA TENGGARA BARAT
  • Kehidupan Sehat dan Sejahtera, Pendidikan Berkualitas

0

0

  • Dilihat
  • Minat
  • Kesepakatan
  • Replikasi
  • 135
  • 0
  • 0
  • 0

Wilayah Instansi & Inovasi

Pemerintah Kota mataram

NUSA TENGGARA BARAT

Dinas Pendidikan

Hak Cipta(C)2022 - 2025 Etalase Pelayanan Publik dari Seluruh Daerah di Indonesia | Privacy Policy