CANTING OMA (CEGAH STUNTING DENGAN OPTIMALISASI PEMBERIAN MAKAN BAYI DAN ANAK)

Berhenti
kesehatan
Super Admin
SDG's -
Oecd -
RB Tematik -
RB Tematik - Prioritas Presiden
Penghargaan -
Kompetisi -

Kurasi Ringkasan

                      Masalah malnutrisi di Indonesia merupakan masalah kesehatan yang belum bisa diatasi sepenuhnya oleh pemerintah salah satunya adalah stunting. Risiko kesakitan dan kematian yang lebih besar, obesitas, dan penyakit tidak menular di masa depan, orang dewasa yang pendek, buruknya perkembangan kognitif serta rendahnya produktivitas dan pendapatan merupakan masalah sangat serius yang dikaitkan dengan kejadian stunting. Indonesia sehat merupakan salah satu program dari Kemenkes dalam upaya pembangunan nasional terutama di bidang kesehatan, dalam mewujudkannya pemerintah terfokus pada 4 program, yaitu penurunan AKI dan AKB, penurunan prevalensi balita pendek (stunting), pencegahan penyakit menular dan pencegahan penyakit tidak menular. Penyebab balita mengalami stunting antara lain; kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan dan setelah melahirkan, terbatasnya layanan kesehatan untuk Ibu selama masa kehamilan, makanan bergizi di Indonesia tergolong mahal, kurangnya akses air bersih dan sanitasi, dan balita tidak mendapatkan ASI eksklusif. Keadaan status stunting dapat dilihat atau dihitung menggunakan perhitungan z-score. Perhitungan z-score dihitung menggunakan simpangan berat badan atau tinggi badan dari nilai berat badan normal dan dilihat ambang batas status stunting. Resiko kejadian stunting dapat dipengaruhi oleh kondisi kesehatan dan gizi ibu sebelum dan saat masa kehamilan. Selain itu, faktor lain yang mempengaruhi adalah postur tubuh ibu (pendek), jarak kehamilan terlalu dekat, usia ibu yang masih muda, serta asupan nutrisi yang kurang pada masa kehamilan. 
Untuk meningkatkan pengetahuan gizi ibu dalam memberikan MP-ASI terbaik untuk buah hatinya, maka dibentuklah KP-PMBA di semua desa yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas Situbondo. Namun ada beberapa kendala sehingga KP-PMBA tidak berjalan optimal. Belum optimalnya kegiatan KP-PMBA (Kelompok pendukung pemberian makanan bayi dan anak) di semua desa yang ada di wilayah kerja Puskesmas Situbondo menjadi salah satu penyebab tingginya kasus balita stunting. Tingginya prosentase balita stunting pada tahun 2020 yaitu 7,52% (sebanyak 151 balita dari 2007 balita yang diukur) meningkat pada tahun 2021 menjadi 10,31% (sebanyak 302 balita dari 2929 yang diukur). Oleh karena itu Puskesmas Situbondo pada tahun 2022 tergerak untuk mengoptimalisasi KP-PMBA. KP-PMBA dioptimalkan kembali agar dapat meningkatkan kualitas kerja sama dan keterlibatan lintas sektor dalam menurunkan angka stunting.
Canting Oma dipilih untuk penanganan balita stunting dimana masih tingginya kasus stunting di Kabupaten Situbondo khususnya wilayah Puskesmas Situbondo. Program ini merupakan kerja sama berbagai pihak meliputi lintas sektor dan lintas program. Lintas sektor yang terkait yaitu Ketua TP. PKK Kecamatan, Ketua TP. PKK Desa, Kader TPK (Tim Pendamping Keluarga), Kader Posyandu. Lintas program terkait yaitu Bidan Desa, Petugas Promkes, Petugas Kesling. Kebaharuan inovasi ini dapat menurunkan kasus stunting serta dapat meningkatkan pengetahuan ibu balita dalam pemberian makanan bayi dan anak sesuai dengan usia, frekuensi, jumlah, tekstur, variasi, dan kebersihan makanan.
                    
        

Daftar / Masuk
untuk melihat informasi selengkapnya

  • Publikasi
  • Provinsi
  • SDG's
  • 03 Oct 2024
  • JAWA TIMUR

0

0

  • Dilihat
  • Minat
  • Kesepakatan
  • Replikasi
  • 2017
  • 0
  • 0
  • 0

Wilayah Instansi & Inovasi

Pemerintah Kabupaten situbondo

JAWA TIMUR

PUSKESMAS SITUBONDO

Hak Cipta(C)2022 - 2025 Etalase Pelayanan Publik dari Seluruh Daerah di Indonesia | Privacy Policy