AKU BUNGAS (Ayo Ke Posyandu Balita Unggul Bebas Stunting)
kesehatan
Puskesmas Upau
SDG's - Kehidupan Sehat dan Sejahtera
Oecd -
RB Tematik -
Penyelesaian Kemiskinan
,
Peningkatan Investasi
RB Tematik - Prioritas Presiden
Penghargaan - INNOVATIVE GOVERNMENT AWARD 2022
Kompetisi -
Kurasi Ringkasan
Berdasarkan hasil cakupan penimbangan dan pengukuran pada tahun 2020 di wilayah puskesmas upau tersebut, ditemukan adanya kasus gizi stunting di masing-masing wilayah desa yaitu desa Masingai 1 sebesar 12.3%, Masingai 2 sebesar 2.9%, Bilas sebesar 6.7%, Kaong sebesar 16.7%, Pangelak sebesar 16.7% dan Kinarum sebesar 18.6%. Sedangkan untuk tahun 2021 masih ditemukan adanya kasus stunting tersebut dengan prevalensi masing-masing desa yaitu, Masingai 1 sebesar 11.80%, Masingai 2 sebesar 3.13%, Bilas sebesar 11.0%, Kaong sebesar 17.57%, Pangelak sebesar 9.6% dan Kinarum sebesar 20%. Adapun cakupan penimbangan balita di kecamatan upau pada tahun 2020 yaitu D/S sebesar 75% dan N/D sebesar 57.4%
Stunting merupakan gangguan yang terjadi karena kekurangan gizi kronis yang disebabkan oleh kekurangan asupan gizi khususnya protein dan sumber energi dalam waktu yang lama terutama pada masa 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) yang dimulai sejak dalam kandungan sampai anak berumur 2 tahun, ditambah dengan terganggunya metabolisme tubuh yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti kurangnya pendidikan pengasuh, penggunaan air yang tidak bersih, lingkungan yang tidak sehat, terbatasnya akses terhadap pangan dan kemiskinan.Stunting menjadi salah satu masalah gizi terbesar di Indonesia karena berdampak pada kecerdasan, kerentanan terhadap penyakit, menurunkan produktivitas dan kemudian menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskinan dan ketimpangan.
Kejadian stunting dapat dimulai ketika anak masih dalam kandungan dan terutama sampai anak berusia 2 tahun. Sangat penting untuk dipahami bahwa kerusakan fisik dan kognitif akibat anak stunting tidak dapat diperbaiki setelah usia anak 2 tahun. Oleh karena itu, perilaku hidup sehat dari ibu hamil sampai anak usia 2 tahun merupakan periode penting untuk pencegahan stunting pada anak-anak.
Berangkat dari permasalahan tersebut, Tenaga Pelaksana Gizi Puskesmas Upau membuat inovasi dalam bentuk aplikasi sebagai media edukasi bagi kader posyandu dan ibu balita dalam memahami dan mempraktikkan cara untuk mencegah dan mengatasi stunting. Aplikasi yang diberi nama AKU BUNGAS ( Ayo Ke Posyandu Balita Unggul Bebas Stunting) ini berbasis android dan dapat dengan mudah diinstal pada smartphone dengan OS (Operating System). Aplikasi ini berisi Data Balita, TORING ASI (Monitoring Asi Ekslusif), SELASI (Sertifikat Sehat lulus Asi Ekslusif) dan laporang kegiatan posyandu. Aplikasi AKU BUNGAS terhubung langsung dengan website https://sibungas.gizi.pkmupau.com/
Inovasi AKU BUNGAS melaksanakan Kelas Balita yang dimana dilaksanakan setiap 3 bulan 1 kali sasaran ibu yang memiliki balita dengan status kurang gizi atau T2 berat badan balita tidak naik berturut turut. Dalam pelaksanaan kegiatan inovasi ini, petugas gizi tidak berjalan sendiri. Untuk memaksimalkan hasil yang akan dicapai, dilakukan pelibatan lintas program dalam mendukung kegiatan tersebut. Adapun petugas program lain yang terlibat yaitu Promkes (berupa sosialisasi PHBS, 1000 hari pertama kehidupan, dll), Bidan Desa (berupa optimalisasi Kesehatan ibu dan anak), Kesling (berupa sosialisasi jamban sehat dan akses sanitasi layak dan ispeksi sanitasi rumah sehat) dan Perawat Desa (berupa sosialisasi imunisasi dasar).
Daftar / Masuk
untuk melihat informasi selengkapnya
- 27 Sep 2024
- KALIMANTAN SELATAN
- Kehidupan Sehat dan Sejahtera
- Dilihat
- Minat
- Kesepakatan
- Replikasi
Wilayah Instansi & Inovasi
Pemerintah Kabupaten tabalong
KALIMANTAN SELATAN
Puskesmas Upau