PELOR CANTING (Pemanfaatan Kelor Cegah Anak Stunting)

Berhenti
kesehatan, stunting, daun kelor
UPT PUSKESMAS SOPAAH
SDG's - Kehidupan Sehat dan Sejahtera
Oecd -
RB Tematik -
Penghargaan - INNOVATIVE GOVERNMENT AWARD 2022
Kompetisi -

Kurasi Ringkasan

                      Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).Stuntingmempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan otak, serta anakstuntingjuga memiliki risiko lebih tinggi menderita penyakit kronis di masa dewasanya. Prevalensi kejadian stunting pada balita secara nasional berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 sebesar 30,8 %. Sementara prevalensi baduta stunting di Provinsi Jawa Timur pada tahun sebesar 32,81 %. Guna mendukung program Pemerintah Kabupaten Pamekasan, maka UPT Puskesmas Sopaah berpartisipasi dan berkomitmen juga dalam hal penurunan angka stunting di wilayah kerja kami. Salah satunya, angka stunting di Desa Durbuk dan Desa Jarin yang menjadi lokus stunting nasional. Hal ini sejalan dengan hasil laporan tahunan penilaian kinerja puskesmas (PKP) tahun 2018, yang menyatakan angka stunting di Desa Durbuk sebesar 31,6% dan Desa Jarin sebesar 35,5% yang masih diatas target kabupaten yaitu sebesar 25,2%. 
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak balita adalah dengan memberikan makanan tambahan berupa kudapan sehat yang dapat membantu memenuhi kebutuhan gizi balita. Kudapan anak balita ini bisa menggunakan bahan pangan lokal karena keterjangkauan harga serta ketersediaan bahan tersebut di lingkungan sekitar rumah tangga. Bahan pangan lokal yang berpotensi menjadi bahan makanan kudapan untuk anak balita adalah daun kelor (Moringa oleifera). Kandungan gizi setiap 100 gram daun kelor segar berdasarkan Tabel Komposisi Pangan Indonesia 2017 mengandung energi 9,2 Kal, 5,1 gram protein, 1,6 gram lemak, 6,0 mg besi, 22 mg vitamin c, 1.077 mg kalsium, 76 mg fosfor, 4,2 mg niasin, 8,2gramserat, 0,6 mg zink, 0,30 mg vitamin B1, 0,10 mg vitamin B2, dan 3.266 μgβ-karoten (Kemenkes RI, 2018). Kemenkes menganjurkan agar anak-anak dan balita yang masih dalam masa pertumbuhan untuk mengonsumsi daun kelor karena berkhasiat untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan mencegah gizi buruk. 
Dalam rangka menekan angka stunting, Puskesmas Sopaah membentuk inovasi kegiatan bernama Pelor Canting. Pelor Canting (Pemanfaatan Kelor Cegah Stunting) merupakan inovasi kegiatan penanaman dan pemanfaatan daun kelor sebagai bahan pangan bergizi untuk anggota keluarga khususnya balita. Promosi daun kelor sebagai bahan pangan balita dilakukan dalam bentuk PMT penyuluhan ataupun PMT Pemulihan berbahan dasar daun kelor bagi balita. 
Hal utama yang menjadi ukuran keberhasilan program Pelor Canting adalah jumlah posyandu yang memanfaatkan daun kelor sebagai PMT dan tingkat keikutsertaan masyarakat dalam menanam dan memanfaatkan pohon kelor dalam kehidupan sehari-hari sebagai bahan konsumsi makanan yang terbaik untuk pencegahan dan penanganan kasus stunting. Sehingga diharapkan angka prevalensi kasus stunting menurun setiap tahunnya
                    
        

Daftar / Masuk
untuk melihat informasi selengkapnya

  • Publikasi
  • Provinsi
  • SDG's
  • 18 Oct 2024
  • JAWA TIMUR
  • Kehidupan Sehat dan Sejahtera

0

0

  • Dilihat
  • Minat
  • Kesepakatan
  • Replikasi
  • 166
  • 0
  • 0
  • 0

Wilayah Instansi & Inovasi

Pemerintah Kabupaten pamekasan

JAWA TIMUR

Dinas Kesehatan

Hak Cipta(C)2022 - 2025 Etalase Pelayanan Publik dari Seluruh Daerah di Indonesia | Privacy Policy