KETUK PINTU BUKA SARUNG
kesehatan
puskesmas haruai
SDG's - Kehidupan Sehat dan Sejahtera
Oecd -
RB Tematik -
Penghargaan - INNOVATIVE GOVERNMENT AWARD 2022
Kompetisi -
Kurasi Ringkasan
Kanker serviks merupakan kanker dengan insidens kematian kedua terbanyak pada perempuan di negara berkembang sesudah kanker payudara, termasuk di Indonesia. Padahal cara untuk mendeteksi kanker servik ini sangat mudah, hanya dengan melakukan IVA Test (inspeksi visual asam asetat). Di ndonesia sendiri khususnya di Kalimantan Selatan, wanita usia subur yang sudah melakukan pemeriksaan IVA Test ini jumlahnya sangat sedikit. Data terkini menunjukkan bahwa pemeriksaan visual leher rahim menggunakan asam asetat (IVA) paling tidak sama efektifitasnya dengan Tes Pap dalam mendeteksi penyakit dan bisa dilakukan dengan lebih sedikit logistik dan hambatan teknis. IVA dapat mengidentifikasi lesi derajat tinggi (CIN II-III) pada 78% perempuan yang didiagnosa memiliki lesi derajat tinggi dengan menggunakan koploskopi, 3,5 kali lebih banyak daripada jumlah perempuan yang diidentifikasi dengan tes Pap. Dari survei yang dilakukan oleh PATH tentang hambatan utama dalam memberikan pengobatan terhadap CIN di negara berkembang adalah kurangnya program penapisan yang komprehensif yaitu 66% dan Penolakan ibu/klien terhadap pengobatan 15% mungkin terkait kurangnya edukasi dan ketersediaan informasi tentang kanker leher rahim. Di Kalimantan Selatan pada tahun 2016 dari target 5% dari jumlah WUS yang sudah menikah usia 30-50 tahun yaitu 32.578 jiwa hanya 13.912 jiwa (42,7%) yang dapat dilakukan penapisan. Pada tahun 2017 dari target 83.820 jiwa hanya tertapis 40.476 jiwa (48,2%). Data Puskesmas Haruai tahun 2019 menunjukkan bahwa dari 400 WUS sasaran IVA, hanya 78 yang melakukan pemeriksaan (19%), padahal target pemeriksaan di atas 70%.
Salah satu alasan rendahnya cakupan pemeriksaan IVA pada wanita usia subur adalah merasa malu dan takut untuk memeriksakan organ kewanitaannya. Di Tabalong khususnya di wilayah Puskesmas Haruai, berbagai cara diupayakan ntuk meningkatkan angka kunjungan terhadap pemeriksaan IVA Test ini antara lain melalui penyuluhan, pembuatan spanduk, poster, leaflet, sosialisasi lintas sektor serta sosialisasi melalui media sosial. Akan tetapi masih sedikit wanita usia subur yang berkunjung ke Puskesmas untuk melakukan pemeriksaan IVA Test ini.Berdasarkan latar belakang di atas, Puskesmas Haruai membuat sebuah inovasi yaitu Ketuk Pintu Buka Sarung. Konsep inovasinya adalah WUS yang sudah menikah/seksual aktif diberikan penyuluhan mengenai kanker leher rahim dan IVA test. Setelah diberikan penyuluhan diharapkan bersedia diperiksa dengan lihat sebentar leher rahimnya maka dapat menyelamatkan nyawanya dari kanker leher rahim karena dapat dideteksi lebih dini. IVA tes dilaksanakan di rumah masing-masing WUS yang bersedia, karena masih banyaknya WUS yang malu atau sungkan untuk memeriksakan kesehatan organ kewanitaannya ke Faskes, sehingga petugas kesehatan yang jemput bola untuk pemeriksaan.
Berkat inovasi Ketuk Pintu Buka Sarung ini, pada tahun 2020 cakupan meningkat menjadi 147 WUS dari 400 sasaran (36%). Angka ini belum maksimal karena kondisi Pandemi Covid-19 yang menyebabkan pembatasan kegiatan. Tahun selanjutnya yaitu 2021, angka cakupan menjadi 176 WUS dari 400 sasaran (44%).
Daftar / Masuk
untuk melihat informasi selengkapnya
- 28 Sep 2024
- KALIMANTAN SELATAN
- Kehidupan Sehat dan Sejahtera
- Dilihat
- Minat
- Kesepakatan
- Replikasi
Wilayah Instansi & Inovasi
Pemerintah Kabupaten tabalong
KALIMANTAN SELATAN
Puskesmas Haruai