Pengelolaan Pasca Panen Komoditas Pertanian Melalui Sistem Resi Gudang Kabupaten Grobogan

Berjalan dengan pengembangan
pertanian, pemberdayaan masyarakat,
Taufiq Budi Prasetyo, SP, ME
SDG's - Tanpa Kelaparan
Oecd -
RB Tematik -
RB Tematik - Prioritas Presiden
Penghargaan - TOP 45/2020
Kompetisi -

Kurasi Ringkasan

                      Kabupaten Grobogan dikenal sebagai sentra padi, penyangga pangan Jawa Tengah danNasional. Rata-rata produksi padi lebih dari 700 ribu ton per tahun. Tingginya produksi padi justru menyisakan permasalahan umum bagi petani, yaitu anjloknya harga saat panen raya.
Salah satu solusinya, Kementerian Perdagangan menggulirkan sistem resi gudang (SRG), yaitu sarana bagi petani untuk menyimpan komoditi yang mereka hasilkan sebagai agunan meminjam modal atau menunda jual. Sejak dibangun pada 2010 sampai 2017 SRG Grobogan berjalan kurang optimal. Hal ini menunjukkan petani belum merasakan manfaat dari keberadaan SRG ini.
Mulai tahun 2017 Pemerintah Kabupaten Grobogan membuat inovasi pelayanan melalui “Modifikasi SRG dengan tiga pilar” yaitu , pertama Pilar Sosial, diterapkan dengan tujuan memberikan kemudahan dan menarik minat petani dengan cara sistem jemput bola, dimana pengangkutan hasil panen petani ke gudang SRG dilayani secara gratis, fasilitasi uji mutu gabah petani melalui kerja sama dengan UB Jastasma Bulog, bayar panen (Yarnen), dimana SRG menerapkan kemitraan dengan meminjamkan benih dan pupuk ke petani dan pembayarannya saat panen, memberikan insentif kepada petani mitra pada waktu-waktu tertentu.
Berikutnya adalah Pilar Bisnis melalui kerja sama dengan investor, branding beras Grobogan, dengan Merk “Srikandi”, promosi secara gencar dan terencana, salah satunya melalui pasar lelang, bermitra dengan swasta untuk memperluas pasar. Ketiga Pilar Edukasi melalui pembentukan petani pioneer yang mampu mengedukasi petani lainnya, pendampingan kepada petani mitra, bekerjasama dengan penyuluh pertanian dan penyuluh SRG, pemberdayaan kelompok tani, dengan mengajak petani agar bergerak dalam wadah kelompok tani, SRG Grobogan sebagai Tempat Belajar, bagi petani, mahasiswa/pelajar, pelaku usaha, dan daerah lain.
Dengan penerapan tiga pilar tersebut, Pemerintah Kabupaten Grobogan berhasil menghidupkan kembali SRG. Hal ini dapat dilihat dari empat indikator yang terus meningkat, yaitu, penerbitan resi selama dua tahun, meningkat menjadi 81 resi, dari semula 22 resi, selama 7 tahun, tonase gabah yang tersimpan mencapai 1.395 ton, nilai resi lebih dari Rp 4 milar, petani yang memanfaatkan SRG sebanyak 740 petani, semula hanya 52 petani selama 7 tahun.
Dampak yang dirasakan adalah petani sebagai penentu harga saat ingin menjual hasil panennya dan yang menarik dari modifikasi inovasi ini adalah kesederhanaan sistemnya, dimana daerah yang sudah meniru adalah Kabupaten Jepara, Pemalang dan Kebumen. Hal ini membuat SRG Grobogan memperoleh penghargaan sebagai SRG Terbaik dari Kementrian Perdagangan tahun 2019 dan menjadi lokasi tujuan kunjungan bintek penyuluh SRG se Indonesia karena kesederhaan dan kemudahan sistemnya.
                    
        

Daftar / Masuk
untuk melihat informasi selengkapnya

  • Publikasi
  • Provinsi
  • SDG's
  • 24 May 2024
  • JAWA TENGAH
  • Tanpa Kelaparan

0

0

  • Dilihat
  • Minat
  • Kesepakatan
  • Replikasi
  • 1370
  • 0
  • 0
  • 7

Wilayah Instansi & Inovasi

Pemerintah Kabupaten Grobogan

JAWA TENGAH

Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Hak Cipta(C)2022 - 2025 Etalase Pelayanan Publik dari Seluruh Daerah di Indonesia | Privacy Policy