1 / 3
Caption Text
2 / 3
Caption Text
3 / 3
Caption Text

Gerakan Bersama Kita Mencegah, Menanggulangi, dan Mengobati (GERBEK MELATI) Penyakit Tidak Menular di Wilayah Puskesmas Mangunsari

Berjalan
jemput bola, pelayanan kesehatan, puskesmas, kesehatan
drg. Tutik Winarni
SDG's - Kehidupan Sehat dan Sejahtera
Penghargaan - TOP 99/2021

Kurasi Ringkasan


Permasalahan saat ini yaitu terjadinya perubahan pola penyakit dari penyakit menular menuju penyakit tidak menular. Data Riskesdas tahun 2018 menunjukkan penyebab kematian tertinggi disebabkan oleh Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti hipertensi, diabetes melitus, stroke, gagal ginjal, dan kanker. Prevalensi PTM Kota Salatiga yaitu stroke (0,24%), diabetes melitus (2,15%), dan hipertensi (4,6%). Sementara pelayanan kesehatan tiga indikator SPM rendah yaitu yankes usia produktif (4,24%), yankes penderita hipertensi (30,23%), yankes penderita diabetes Melitus (31,15%). Upaya mengatasi masalah dengan inovasi Gerakan Bersama Kita Mencegah Menanggulangi dan Mengobati (GERBEK MELATI) Penyakit Tidak Menular. Kebaruan pelaksanaan inovasi Gerbek Melati yaitu melalui skrining melibatkan stakeholder bidang kesehatan dan non kesehatan. Nilai tambah pelaksanaan inovasi adalah sistem “jemput bola”. Keunikannya yaitu dilaksanakan tiap-tiap RW dan membudayakan germas yaitu senam sehat, jalan sehat, penyediaan makanan bergizi, kampanye GERMAS, dan adanya pojok edukasi dan konsultasi hasil skrining. Kecepatan penyelesaian masalah pelayanan skrining usia produktif sebelum pelaksanaan inovasi 4,24% dan meningkat tahun 2020 menjadi 20,71%. Pada masa pandemi COVID-19 kegiatan yang berkaitan dengan GERMAS yang memungkinkan terjadinya kesulitan dalam pengawasan kegiatan karena kerumunan masyarakat ditiadakan dan fokus pada upaya Komunikasi, Informasi dan Edukasi GERMAS (KIE GERMAS) melalui siaran keliling, peningkatan kapasitas kader dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Evaluasi dampak inovasi dilakukan secara berkala oleh Puskesmas Mangunsari melalui: 1) Minilok bulanan puskesmas, 2) Minilok triwulanan dengan Linsek, 3) Musyawarah Masyarakat Desa. Evaluasi pelaksanaan inovasi Gerbek Melati menggunakan indikator capaian SPM yankes usia produktif 15-59 tahun, prevalensi hipertensi dan obesitas. Hasil evaluasi sebelum dan setelah Inovasi Gerbek Melati yaitu dari 4,24% tahun 2018 menjadi 10,22% tahun 2019, dan 20,71% tahun 2020. Selain itu 3 pilar promosi kesehatan (Advokasi, Bina Suasana, dan Gerakan Masyarakat) berjalan baik . Untuk menjaga keberlanjutan inovasi, Puskesmas Mangunsari memiliki berbagai strategi yang telah dilakukan: 1. Berpegang pada amanat Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 tahun 2019 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan; 2. SOP yang mengatur tata cara/ prosedur pelaksanaan Gerbek Melati. 3. Menjalin kerjasama dengan stake holder. 4. Ada dukungan penuh dari warga. 5. Pelatihan kader; dan 6. Peningkatan kapasitas manajerial Kepala Puskesmas. Inovasi Gerbek Melati sudah direplikasi semua puskesmas dan instansi sektor kesehatan di Kota Salatiga seperti KUDASAKU Puskesmas Tegalrejo, Posbindu Adhyaksa Kejaksaan Negeri Salatiga, Posbindu Unza Vitalis. Inovasi ini berpotensi direplikasi daerah lain dengan permasalahan sama seperti penyakit diabetes usia >15 tahun di Kabupaten Pati (3,11%), Kota Tegal (3,66%), Kota Surakarta (3,73%). Penyakit hipertensi di Kota Tegal (18,64%), Kota Magelang (17,44%), dan Kabupaten Jepara (18,07%).

Daftar / Masuk
untuk melihat informasi selengkapnya

  • Publikasi
  • Provinsi
  • SDG's
  • 11 Feb 2024
  • JAWA TENGAH
  • Kehidupan Sehat dan Sejahtera

0

0

  • Dilihat
  • Minat
  • Kesepakatan
  • Replikasi
  • 64
  • 0
  • 0
  • 2

Wilayah Instansi & Inovasi

Pemerintah Kota salatiga

JAWA TENGAH

Dinas Kesehatan

Hak Cipta(C)2022 - 2024 Etalase Pelayanan Publik dari Seluruh Daerah di Indonesia | Privacy Policy