SIMON BAGEOL (Sistem Monitoring dan Peringatan Dini untuk Bahaya Kegeologian dan Lingkungan)
Berjalan dengan pengembangan
Monitoring, esdm, controling
DR. Asep Bahtiar Purnama, S.T., M.T
SDG's - Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab
Oecd -
RB Tematik -
RB Tematik - Prioritas Presiden
Penghargaan - Top 99/2020
Kompetisi -
Kurasi Ringkasan
Simon Bageol merupakan produk inovasi Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara yang mengedepankan digitalisasi. Alat ini bekerja secara cepat, akurat dan aktual serta terintergrasi secara daring dan realtime dalam menyampaikan data.
Puslitbang Teknolog i Mineral dan Batubara (Tekmira), Kementerian ESDM telah mengimplementasikan Sistem Monitoring dan Peringatan Dini Bahaya Kegeologian dan Lingkungan (Simon Bageol) sejak 2005. Sistem ini berupa prototype Integrated Monitoring System (IMS) berbentuk sistem monitoring drainase air tambang bawah tanah untuk memantau kelongsoran lereng, amblesan, dan gerakan tanah (2007–2010), serta monitoring ventilasi dan gas bawah tanah (2010-2015).
Simon Bageol terus dikembangkan menjadi sistem monitoring kualitas air limbah secara terus menerus dan daring sejak 2015 sampai saat ini. Alat yang diperkenalkan oleh Tekmira ini sejalan dengan Permen ESDM tentang goodmining practices dan Permen KLHK terkait pemantauan kualitas air.
Simon Bageol merupakan sistem monitoring yang bekerja secara cepat, akurat, dan aktual serta terintegrasi untuk menghasilkan informasi bahaya geologi dan lingkungan di sekitar wilayah pertambangan. Alat ini dilengkapi fasilitas peringatan dini bahaya yang dikirim ke operator atau pimpinan perusahaan sehingga dapat mempercepat pengambilan keputusan dan tindakan pencegahan dan penanggulangan atas parameter yang melampaui baku mutu.
Alat ini telah dilengkapi perangkat lunak monitoring, yaitu data pemantauan dapat diatur secara berkala dan terhubung dari transmisi pengiriman data sekaligus dari berbagai Iokasi monitoring lalu dikumpulkan ke pusat data melalui jaringan selular, gelombang radio dan/atau jaringan Internet.
Simon Bageol telah diimplementasikan di beberapa perusahaan, yaitu prototype IMS System di PT Fajar Bumi Sakti (2005), PT Berau Coal (2006), PT. Kideco Jaya Agung (2007), PT. Bukit Asam (2008 – 2015) dan PT. Astaka Dodol (2014). SIMON BAGEOL melalui sistem pemantauan limbah cair terus menerus dalam jaringan (sparing) secara komersial telah diimplementasikan di PT. Jorong Barutama Greston (2018) dan PT. Tanjung Alam Jaya (2019).
Simon Bageol memberikan dampak signifikan bagi perusahaan, terutama penekanan komponen biaya operasional hingga 30%, treatment baku mutu limbah air sudah tidak dilakukan secara manual tetapi secara cepat, realtime dan akurat, serta pengambilan keputusan pencegahan dan penanggulangan bencana bahaya kegeologian dan lingkungan dilakukan secara cepat dan akurat.
Puslitbang Tekmira Kementerian ESDM berkomitmen menjaga keberlanjutan Simon Bageol dengan terus melakukan pengembangan, meningkatkan sumber daya keuangan, personil dan kelengkapan fasilitas workshop. Keberadaan Simon Bageol membantu keberlanjutan kegiatan tambang dengan adanya mitigasi bencana kegeologian serta keberlanjutan lingkungan, dengan melakukan monitoring air asam tambang atau sistem pemantauan limbah cair terus menerus dalam jaringan (sparing) untuk menjaga dan memastikan agar air tanah di sekitar tambang tidak tercemar. Dalam pengembangannya, Simon Bageol memiliki potensi untuk diproduksi secara massal supaya implementasinya lebih luas.
Daftar / Masuk
untuk melihat informasi selengkapnya
- 18 Oct 2024
- DKI JAKARTA
- Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab
- Dilihat
- Minat
- Kesepakatan
- Replikasi
Wilayah Instansi & Inovasi
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
DKI JAKARTA
Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara, Balitbang ESDM