Penggunaan Lampu Tingkatkan Produksi Buah Naga (Puting Si Naga)

Berjalan
pertanian, buah naga, diversifikasi, produksi, petani, budidaya
ILHAM JUANDA, SP Cs
SDG's - Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi
Oecd -
RB Tematik - Peningkatan Investasi
RB Tematik - Prioritas Presiden
Penghargaan - TOP 45/2021
Kompetisi -

Kurasi Ringkasan

                      Banyuwangi merupakan salah satu daerah sentra penghasil produksi buah naga (Hylocereus sp) atau dragon fruit. Luas lahan tanaman buah naga di Kabupaten Banyuwangi mencapai 3.786 hektar dengan produksi 82.544 ton per tahun. Sebelumnya, sebagian besar pengelolaan budidaya buah naga masih dilakukan dengan cara tradisional yang hanya menggantungkan pada siklus panen saja. Dengan budidaya buah naga secara tradisional tersebut, panen raya terjadi pada bulan November sampai Maret. Kondisi tersebut menjadi latar belakang dari gagasan pembuahan buah naga di luar musim (off-season) menggunakan cahaya lampu LED (Light Emitting Diode) yang berfungsi penambahan penyinaran untuk mengatur waktu pembungaan sehingga dapat terjadi panen di luar musim secara produktif. 

Inovasi Puting Si Naga (Penggunaan Lampu Tingkatkan Produksi Buah Naga) dengan penerapan secara optimal akan mampu meningkatkan produksi buah naga sebanyak 2-3 kali lipat dibandingkan budidaya konvensional tanpa penggunaan lampu, sehingga berdampak terhadap peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani. Peningkatan pendapatan petani terjadi karena produksi yang naik 2-3 kali dan juga harga yang lebih tinggi saat dapat dilakukan panen di luar musim sepanjang tahun dengan penggunaan lampu. Peningkatan pendapatan petani memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi serta peyediaan lapangan kerja yang lebih banyak mulai dari on-farm sampai dengan off-farm. 

Teknis Pelaksanaan Puting Si Naga yaitu melalui pemasangan instalasi lampu yang dilakukan setelah tanaman buah naga berumur 2 tahun. Jika dalam 1 Ha terdapat 1.500 rumpun pohon buah naga dengan jarak tanam 2x3 meter, maka jumlah lampu 1.500 tiang. Jenis lampu yaitu LED dengan daya setiap lampu 15 Watt, sehingga total daya 22.500 Watt per hektar. Lampu dinyalakan pada malam hari dari jam 18.00 s.d. 24.00 (6 jam) berturut-turut selama 20 hari. Kemudian, lampu dimatikan selama 10 hari dan dinyalakan lagi 20 hari berulang sesuai periodik pada masa off-season (April s.d. Oktober). Perlakuan tersebut akan menstimulasi keluarnya bakal bunga pada umur 25 hari setelah lampu dinyalakan pada hari pertama. 20 hari setelah keluarnya bakal bunga tersebut, akan terbentuk bunga sempurna dan dapat dilakukan penyerbukan (dikawinkan) secara manual. 30 hari setelah penyerbukan secara manual tersebut, buah naga pun siap dipanen. 

Strategi Keberlanjutan meliputi: 
1. Memfasilitasi dukungan regulasi dan perjanjian kerja sama optimalisasi Puting Si Naga antara Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, PLN dan Kelompok Tani; 
2. Memfasilitasi peningkatan kompetensi dan kapasitas petani dalam budidaya Buah Naga berdasar SOP dan GAP (Good Agricultural Practice) Puting Si Naga; 
3. Memfasilitasi jaringan/networking pemasaran Buah Naga baik untuk pasar domestik maupun ekspor; dan 
4. Optimalisasi hilirisasi dan diversifikasi industri olahan Buah Naga sehingga mempunyai nilai tambah yang lebih menguntungkan bagi petani.
                    
        

Daftar / Masuk
untuk melihat informasi selengkapnya

  • Publikasi
  • Provinsi
  • SDG's
  • 17 May 2024
  • JAWA TIMUR
  • Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi

0

0

  • Dilihat
  • Minat
  • Kesepakatan
  • Replikasi
  • 2888
  • 0
  • 0
  • 1

Wilayah Instansi & Inovasi

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

JAWA TIMUR

Dinas Pertanian dan Pangan

Hak Cipta(C)2022 - 2025 Etalase Pelayanan Publik dari Seluruh Daerah di Indonesia | Privacy Policy