SI MOMO NEKAT (Edukasi Emotional Demonstration menggunakan Boneka Tangan)
Berjalan dengan pengembangan
kesehatan
Driya Paramarta, S.KM
SDG's - Kehidupan Sehat dan Sejahtera
Oecd -
RB Tematik -
Digitalisasi
Penghargaan - INNOVATIVE GOVERNMENT AWARD 2022
Kompetisi -
Kurasi Ringkasan
Indonesia termasuk ke dalam negara kedua dengan prevalensi tertinggi di regional Asia Tenggara. Data Riskesdas tahun 2018 menunjukkan prevalensi balita stunting di Indonesia sebesar 30,8%. Pada tahun 2019, diperkirakan ada sekitar 6,6 juta atau 3 dari 10 anak di Indonesia mengalami stunting. Berdasarkan data SSGI 2021 prevalensi stunting di Kota Mojokerto sebesar 6.9%. Kebijakan daerah Kota Mojokerto menginginkan prevalensi stunting dapat turun dari 6,9% menjadi 5% bahkan 0%. Data tersebut dapat dikatakan masih jauh di bawah dari prevalensi Provinsi Jatim yakni 23.5% dan Nasional sebesar 24.4%.
Berdasarkan data capaian bulan timbang di wilayah kerja Puskesmas Kranggan pada tahun 2020, presentase stunting sebesar 8,9%, sedangkan pada tahun 2021 sebesar 8,5%, dan tahun 2022 sampai dengan April sebesar 5,6%. Data capaian D/S Puskesmas Kranggan pada tahun 2020 sebesar 40.6%, tahun 2021 sebesar 41,3%, sedangkan di tahun 2022 sampai dengan bulan Juli tahun 2022 sebesar 69,75%. Sehingga dapat disimpulkan capaian persentase D/S Puskesmas Kranggan mengalami peningkatan.
Faktor penting yang mempengaruhi terjadinya masalah kekurangan gizi pada anak balita adalah faktor perilaku ibu dalam mengasuh balitanya yang belum tepat seperti cara membiasakan Cuci Tangan Pakai Sabun dengan Air Mengalir (CTPS) dan memilah cemilan yang benar untuk dikonsumsi anak (GAIN, 2017). Hal ini akibat rendahnya tingkat pengetahuan orang tua, buruknya kondisi lingkungan seperti akses sanitasi dan air bersih, rendahnya akses pada pelayanan kesehatan. Melihat faktor penyebab permasalahan stunting yang multi dimensi, penanganan masalah gizi harus dilakukan dengan pendekatan multi sektor yang terintegrasi.
Dari permasalahan yang ada, sebagai upaya untuk meningkatkan capaian D/S di posyandu balita, Puskesmas Kranggan melalui petugas promotor kesehatannya memunculkan inovasi SI MOMO NEKAT (Edukasi Emotional Demonstration menggunakan Boneka Tangan). SI MOMO NEKAT merupakan inovasi modifikasi dari metode Emotional Demonstration yang luar biasa karena dalam pelaksanaannya mengikutsertakan seluruh sasaran posyandu balita secara partisipatif dengan cara menyenangkan serta menyentuh emosi yang dikemas dalam bentuk panggung boneka tangan dan permainan.
SI MOMO NEKAT menggunakan boneka tangan dan permainanserta menggunakan alat peraga yang mampu menggugah emosi sasaran posyandu balita yaitu bayi balita, orangtua atau pengasuh, dan kader motivator.
Daftar / Masuk
untuk melihat informasi selengkapnya
- 26 Sep 2024
- JAWA TIMUR
- Kehidupan Sehat dan Sejahtera
- Dilihat
- Minat
- Kesepakatan
- Replikasi
Wilayah Instansi & Inovasi
Pemerintah Kota mojokerto
JAWA TIMUR
Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana